JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Juni 2016, penyaluran kredit valas perbankan turun 7,76% year on year (yoy) menjadi Rp 593,6 triliun. Penurunan kredit valas salah satunya karena realisasi ekspor impor sampai Juni 2016 tercatat masih turun masing-masing 26% yoy. Melemahnya penyaluran kredit valas juga diikuti tingginya rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit valas yang sampai Juni 2016 masih bertengger di angka 4,75%. Mochammad Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan LPS memprediksi, sampai akhir tahun ini, NPL valas masih berpotensi naik. “Hal ini karena realisasi ekspor dan impor diproyeksi baru akan positif baru pada tahun depan,” ujar Doddy, Selasa (6/8). Terkait NPL valas, Doddy yakin, perbankan sudah mencadangkan provisi dan melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan kualitas kredit.
Bank waspadai kenaikan NPL kredit valas
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Juni 2016, penyaluran kredit valas perbankan turun 7,76% year on year (yoy) menjadi Rp 593,6 triliun. Penurunan kredit valas salah satunya karena realisasi ekspor impor sampai Juni 2016 tercatat masih turun masing-masing 26% yoy. Melemahnya penyaluran kredit valas juga diikuti tingginya rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit valas yang sampai Juni 2016 masih bertengger di angka 4,75%. Mochammad Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan LPS memprediksi, sampai akhir tahun ini, NPL valas masih berpotensi naik. “Hal ini karena realisasi ekspor dan impor diproyeksi baru akan positif baru pada tahun depan,” ujar Doddy, Selasa (6/8). Terkait NPL valas, Doddy yakin, perbankan sudah mencadangkan provisi dan melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan kualitas kredit.