Bank waspadai kenaikan NPL properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan perlu mewaspadai kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)pada kredit properti. Pasalnya, jelang akhir tahun 2017, rasio NPL untuk kredit untuk rumah tinggal, apartemen dan ruko meningkat.

Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK menunjukkan, NPL ruko dan rukan bertengger di level 4,75% dengan pertumbuhan kredit hanya 0,09% atau Rp 27,17 triliun per September 2017.

Sedang, rasio NPL kredit rumah tinggal tercatat 2,81% . Dan, rasio NPL flat dan apartemen sebesar 2,48%.


PT Bank Mandiri Tbk mengakui ada risiko tinggi pada sektor kredit properti seperti ruko, hotel dan mal. Dus, Bank Mandiri akan menghindari pembiayaan kredit ke sektor properti tersebut.

Direktur Bank Mandiri Tardi mengatakan, risiko kredit properti non residensial masih akan tinggi di tahun depan. "Ke depan, kami lebih memilih untuk masuk ke properti residensial," katanya, kemarin.

Bank Mandiri mencatat penyaluran KPR yang cukup baik dengan pertumbuhan 15,33% atau senilai Rp 32,29 triliun per kuartal III-2017.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, proyek properti masih rendah di tahun depan. Jadi, nasabah harus berhati-hati memilih pengembang dengan reputasi yang baik.

BCA mencatat rasio NPL pada kredit perumahan naik 30 bps menjadi 1,0% per kuartal III-2017. Sedangkan, KPR tumbuh 26,8% atau menjadi Rp 78,83 triliun.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) selaku spesialis properti tidak bermain pada sektor ruko dan mal. Mayoritas kredit properti mengalir untuk KPR subsidi dan non subsidi. Adapun, NPL BTN di sektor real estat sebesar 2,94% per kuartal III-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia