Bankir akui kredit konstruksi awal tahun melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bankir mengakui kredit konstruksi di awal 2018 memang tidak terlalu kencang. Hal ini terjadi karena pengusaha terutama dari sektor swasta yang tak terlalu banyak ekspansi.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga bilang kredit industri secara keseluruhan memang melemah. "Pengusaha tidak mau ekspansi," kata Frans kepada Kontan.co.id, Kamis (5/4). Menurut Frans, kredit konstruksi tahun ini hanya bergantung pada proyek pemerintah.

Adhi Brahmantya, Direktur Keuangan Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Bank Bukopin mencatat bank tidak terlalu banyak masuk ke kredit konstruksi pemerintah.


"Namun untuk konstruksi KPR pertumbuhannya berkisar antara 5%-7%," kata Adhi kepada Kontan.co.id, Kamis (5/4). Darwin Wibowo, Direktur Bank Permata bilang saat ini Bank Permata tidak terlalu banyak masuk ke kredit konstruksi.

Menurut Frans, seiring dengan lesunya kredit konstruksi, bank berusaha menurunkan non performing loan (NPL) di sektor ini. Saat ini NPL CIMB Niaga di sektor konstruksi tidak terlalu tinggi. Secara umum kredit macet di CIMB Niaga sebesar 3,5% atau membaik di tahun lalu.

Dikdik Yustandi, SVP Corporate Banking Bank Mandiri bilang pertumbuhan kredit konstruksi erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur.

"Beberapa proyek yang sedang berjalan tahun ini akan mendukung pertumbuhan kredit konstruksi," kata Dikdik ketika ditemui di GATF, Jumat (6/4). Proyeksi pertumbuhan kredit konstruksi pada kuartal I 2018 ini tergantung dari beberapa proyek yang dibangun.

Beberapa proyek di mana Bank Mandiri ikut dalam penyaluran kredit di awal 2018 ini di antaranya adalah jalan tol Ngawi Kertosono, Jakarta Cikampek Elevated, jalan tol Semarang Batang.

Kiryanto, Sekretaris Perusahaan BNI bilang meskipun kredit konstruksi awal 2018 turun namun diproyeksi pada kuartal selanjutnya akan mengalami kenaikan. "Rendahnya pertumbuhan kredit konstruksi awal tahun karena tender biasanya berlangsung setelah kuartal I 2018," kata Kiryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat