Bankir akui rasio kredit macet dalam mata uang asing membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bankir mengakui bahwa rasio kredit bermasalah dalam mata uang asing mengalami perbaikan. Hal ini melihat data laporan keuangan terakhir pada kuartal IV 2017.

Secara rata-rata, NPL valas 10 bank besar ini pada 2017 lalu turun 56 bps secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 2,38% dari sebelumnya 5,47%. Jika dilihat penurunan ini disebabkan karena turunnya kredit macet valas kolektibilitas 3 sampai 4 di beberapa bank menengah swasta.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga bilang NPL valas trennya membaik. "Sektornya beragam mulai dari properti sampai pertambangan," kata Frans kepada Kontan.co.id, Selasa (27/3).


Menurut CIMB Niaga, saat ini bank sudah melakukan manajemen risiko yang cukup baik untuk NPL valas. Apalagi tahun ini ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri bilang saat ini NPL dalam mata uang asing cukup rendah. "NPL dalam mata uang asing cukup rendah yaitu 1,3%," kata Rohan kepada Kontan.co.id, Selasa (27.3).

Sektor yang menyumbang NPL valas adalah pertambangan dan kapal. Kedua jenis industri ini secara langsung terdampak penurunan harga komoditas dan pertambangan. Jasman Ginting, Sekretaris Perusahaan Bank Panin bilang saat ini bank selektif dalam kredit valas "Kredit valas kami sangat kecil," kata Jasman kepada Kontan.co.id, Selasa (27/3).

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA bilang saat ini NPL valas bank cukup rendah. "Karena mayoritas penyaluran kredit kami adalah dalam bentuk rupiah," kata Jan kepada Kontan.co.id, Selasa (27/3). Jumlah kredit valas BCA terhadap total kredit saat ini hanya sebesar 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat