KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun 2019, kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melandai. Merujuk data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2019 kredit UMKM hanya tumbuh 9,38% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.106,03 triliun. Kendati melambat, rasio kredit bermasalah segmen ini masih cukup stabil secara tahunan di level 3,92% di periode Oktober 2019 lalu. Bila dirinci, NPL kredit UMKM banyak disumbang dari segmen kredit usaha menengah yang mencapai 4,98%. Sementara untuk usaha mikro dan kecil ada di posisi 2,04% dan 3,98%. Perbankan membenarkan bahwa di penghujung tahun, kredit UMKM cenderung melambat. Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bambang Setyatmojo mengatakan hal tersebut disebabkan oleh ketatnya likuiditas perbankan.
Bankir akui segmen kredit UMKM masih bakal menantang tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun 2019, kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melandai. Merujuk data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2019 kredit UMKM hanya tumbuh 9,38% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.106,03 triliun. Kendati melambat, rasio kredit bermasalah segmen ini masih cukup stabil secara tahunan di level 3,92% di periode Oktober 2019 lalu. Bila dirinci, NPL kredit UMKM banyak disumbang dari segmen kredit usaha menengah yang mencapai 4,98%. Sementara untuk usaha mikro dan kecil ada di posisi 2,04% dan 3,98%. Perbankan membenarkan bahwa di penghujung tahun, kredit UMKM cenderung melambat. Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bambang Setyatmojo mengatakan hal tersebut disebabkan oleh ketatnya likuiditas perbankan.