Bankir: Arah penurunan suku bunga kredit bergantung pada likuiditas bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regulator terus menyesuaikan bunga simpanan agar bunga kredit bisa turun. Sehingga ikut membatu pemulihan perekonomian. Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan bilang ruang penurunan suku bunga simpanan akan banyak bergantung dari perkembangan BI rate. Juga akan disesuaikan dengan likuiditas perbankan. 

"Likuiditas pada saat ini sangat baik. Dalam 2 tahun terakhir, CIMB Niaga sudah cukup banyak penurunan bunga simpanan sekitar 200 basis poin yang juga sejalan dengan market," katanya kepada Kontan.co.id pada Rabu (29/9).

Ia menyatakan, CIMB Niaga fokus pada dana murah alias current account and saving account (CASA) dalam 6 tahun terakhir. Langkah ini bisa memacu biaya murah dan membuat bunga kredit turun. "Maka DPK kami yang tumbuh adalah CASA sekitar 12% yoy sedangkan deposito negatif. Jadi CASA ratio juga di atas 63% saat ini," katanya.


Seiya sekata, Direktur Bank Cetral Asia (BCA) Vera Eve Lim bilang penurunan suku bunga akan menyesuaikan dengan kondisi likuiditas bank. BCA sendiri telah menurunkan suku bunga simpanan berjangka atau deposito.

Baca Juga: Bank BTN pastikan penyaluran bansos tepat sasaran

"Perseroan menetapkan suku bunga deposito rupiah sebesar 2,68% per tahun yang berlaku efektif sejak 16 September 2021 dan berlaku untuk semua nominal dan jangka waktu simpanan. Sebelumnya, BCA telah menurunkan suku bunga pada 1 Agustus 2021 menjadi 2,75% per tahun dan pada 19 Juli 2021 dari 2,85% menjadi 2,80% per tahun," ujarnya kepada Kontan.co.id. 

Lanjutnya, pada Juni 2021, kinerja dana pihak ketiga tetap kokoh dimana CASA naik 21,0% YoY menjadi Rp697,1 triliun. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan nilai transaksi, basis nasabah yang semakin besar, serta penguatan dan perluasan ekosistem pelayanan bersama para mitra bisnis bank.   

Secara keseluruhan, total DPK BCA tumbuh 17,5% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp895,2 triliun. CASA berkontribusi sebesar 77,9% dari total DPK per Juni 2021.

Adapun Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa bilang rapat komisioner LPS telah memutuskan untuk menurunkan bunga penjaminan simpanan 50 basis poin.

"Rinciannya, bank umum dengan simpanan rupiah bunga penjaminan menjadi 3,5% dan valas 0,25%. Untuk bank perkreditan rakyat (BPR) suku bunga penjaminan rupiah menjadi 6%. Itu berlaku untuk periode 30 September 2021 hingga 28 Januari 2022," ujar Purbaya secara virtual pada Rabu (29/9).

Baca Juga: LPS pangkas suku bunga penjaminan simpanan menjadi 3,5%

Penurunan suku bunga penjaminan LPS ini sama dengan suku bunga acuan milik Bank Indonesia atau BI rate di level 3,5%. Purbaya mengakui LPS terlambat menurunkan suku bunganya. 

"Sehingga sedikit menghambat penurunan suku bunga simpanan maupun pinjaman perbankan. Kita sudah inline dengan Bank Indonesia. Terkait ruang penurunan bunga lagi, kami akan sangat hati-hati dengan monitor waktu ke waktu dan detail perkembangan ekonomi yang ada," jelasnya.

Selanjutnya: Gemar belanja properti, BP Tapera dan BTN bidik segmen milenial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi