Bankir berharap standarisasi biaya switching ATM pertimbangkan beban investasi bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bankir berharap standarisasi biaya switching ATM bisa cepat keluar. Standarisasi biaya ATM ini akan keluar seiring dengan selesainya interkoneksi antar switching ATM gerbang pembayaran nasionasl (GPN).

Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi berharap standarisasi biaya yang ditetapkan regulator tetap memperhatikan kepentingan nasabah.

“Selain itu ini juga bisa tetap mempertimbangkan bank untuk mampu mengcover beban yang muncul terkait layanan yang memudahkan nasabah,” kata Thomas kepada kontan.co.id, Jumat (28/9).


Direktur IT dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo bilang terkait dengan penentuan biaya transaksi ATM ini merupakan ranah BI.

“Mengenai pricing koridornya sudah diatur oleh BI, harapannya biaya ATM antar bank bisa tetap ada,” kata Indra kepada kontan.co.id, Jumat (29/9). 

Hal ini agar bisa lebih fair bagi bank yang sudah berinvestasi dalam jumlah besar.

Secara umum menurut Thomas, ketentuan ATM GPN mewajibkan bank wajib terkoneksi ke minimal dua lembaga switching. Saat ini Bank Mandiri telah terkoneksi dengan jaringan ATM bersama, ATM Prima dan Link.

Dengan interkoneksi switching ini, bank yang memiliki koneksi ke tiga perusahaan switching lokal bisa saling bertransaksi.

Indra bilang implementasi GPN, untuk ATM adalah melewatkan transaksi kartu yang diterbitkan bank di Indonesia melalui jaringan lokal yaitu switching Link, Prima, Bersama, dan Alto.

Sejauh ini untuk ATM tidak ada isu, bahkan sejak sebelum ada GPN, semua transaksi kartu debit Indonesia di ATM Indonesia, walaupun ada logo master/visa BISA dilakukan lokal di Indonesia saja, tidak dilewatkan ke Master/Visa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi