Bankir berusaha jaga NIM di awal 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank besar berusaha menjaga margin bunga bersih (NIM) di kuartal awal 2018 ini. Hal ini dilakukan dengan menjaga biaya dana dan memperbanyak dana murah (CASA).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi NIM di kuartal 1 2018 5,5%-6%. Angka ini tidak jauh berbeda dari realisasi NIM BNI di kuartal sama tahun lalu 5,6%.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang faktor yang mempengaruhi NIM adalah biaya dana. "Kami berusaha menjaga dana murah di tingkat maksimal," kata Herry kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1).


Sampai November 2017, dana murah BNI sebesar 62% dari total DPK. Selain meningkatkan dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro, BNI juga mengoptimalkan pendapatan non bunga dari layanan keuangan transaksi berbasis TI.

Bank juga berupaya meningkatkan efisiensi dan optimalisasi sumber daya dan biaya operasional dan menjaga kualitas kredit.

Sependepat, Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia memproyeksi NIM di kuartal 1 2018 masih akan stabil. "Faktor yang mempengaruhi NIM dua tahun terakhir adalah perlambatan ekonomi yang berdampak pada lemahnya permintaan kredit," kata Taswin kepada kontan.co.id, Jumat (5/1).

Faktor tersebut menurut Taswin menyebabkan kompetisi pemberian kredit oleh bank. Selain itu, kompetisi di segmen UMKM yang sangat ketat menyebabkan mispricing suku bunga kredit.

Secara industri, NIM perbankan sampai Oktober 2017 5,32% turun 33bps secara tahunan atau year on year (yoy). Turunnya NIM ini terjadi disemua kelompok BUKU bank, kecuali BUKU II yang margin bunga bersihnya masih naik 10bps menjadi 5,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati