Bankir : Butuh waktu jika semua staf wealth management wajib bersertifikat



JAKARTA. Bankir mengakui, saat ini banyak staf yang bekerja mengelola layanan wealth management belum memiliki sertifikat khusus yaitu certificate wealth management association (CWMA). Para bankir, menyatakan, butuh kejelasan dari Bank Indonesia (BI) selaku regulator perbankan. Mereka meminta BI agar memberikan rincian mengenai siapa saja yang wajib memiliki sertifikat ini.

Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Evi Firmansyah mengungkapkan masih bingung dengan kewajiban sertifikasi ini.

"Di layanan tersebut terdapat banyak staf dengan tanggung jawab yang berbeda meski masih dalam satu lingkup. Ada sales, head of sales dan lainnya. Apa semua yang melayani priority banking wajib bersertifikat. Besok kami akan mempertanyakannya ke BI," ucap Evi, Selasa (31/5). Evi berterus terang, tak semua staf BTN di wealth management memiliki sertifikat CWMA. Walaupun sejatinya BTN menginginkan semua karyawan memiliki itu. Sayangnya, Evi tidak dapat mengutarakan berapa persen karyawannya yang sudah bersertifikasi atau belum. Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Riswinandi, menyatakan, di Bank Mandiri ada mekanisme dan training sebelum memperoleh sertifikat. Sama dengan BTN, staf wealth management Mandiri belum 100% bersertifikasi.


Tapi, Mandiri mengaku siap jika seluruh karyawan yang bekerja di layanan nasabah kaya ini harus memiliki sertifikat. “Tapi butuh proses dan waktu,” papar Riswinandi.

Sayangnya, Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi Ahmad Johansyah, belum mengetahui berapa banyak staf wealth management yang sudah atau belum bersertifikat. "Saya tidak tahu jumlah yang diminta, karena datanya tersebar di empat Direktorat Pengawasan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: