Bankir incar kredit konsumer tumbuh dua digit



JAKARTA. Sejumlah bank menargetkan pertumbuhan kredit konsumer pada tahun depan bisa lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal ini seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun depan. Apalagi, risiko kredit konsumer relatif lebih rendah dibandingkan dua sektor lain seperti modal kerja dan investasi.

Sebagai gambaran, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sektor konsumer per September 2016 sebesar 1,71%, lebih rendah dari NPL kredit modal kerja dan kredit investasi yang masing-masing sebesar 3,73% dan 3,46%.

Bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan, tahun depan, pertumbuhan kredit konsumer bisa lebih baik dari target sampai akhir tahun ini yaitu sebesar 13,5%.


Direktur Bisnis dan Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto mengatakan, pertumbuhan kredit konsumer tahun depan terutama dikontribusikan dari bisnis kredit perumahan (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan bisnis pengelolaan pengelolaan gaji perusahaan. "Khusus untuk payroll sampai akhir tahun ini diperkirakan bisa tumbuh double digit di atas 15%," katanya, Jumat (25/11).

Lanjut Sis Apik, untuk mencapai target kredit konsumer tahun depan, BRI sudah menyiapkan tiga strategi. Pertama, program akuisisi konsumer baru dengan gimmick suku bunga yang menarik. Kedua, dengan menggarap potensi perusahaan yang telah bekerjasama dengan BRI. Strategi ketiga, dengan mengembangkan jumlah channel distribusi kredit di seluruh Indonesia.

Sementara, PT Bank Central Asia Tbk (BCA)  juga menargetkan pertumbuhan kredit konsumer tahun depan bisa lebih baik dari pertumbuhan kuartal III 2016. Sebagai informasi, sampai kuartal III 2016, bank berkode saham BBCA ini mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 8,1% yoy menjadi Rp 106,4 triliun.

"Potensi kredit konsumer utamanya KPR masih besar, ke depannya diharapkan bisa tumbuh terus," ujar Suwignyo Budiman Direktur Konsumer BCA, Jumat (25/11).

Adapun PT Bank Mandiri Tbk menargetkan kredit konsumer bisa tumbuh double digit. “Selain bisnis mikro, pada tahun depan, kami juga mengincar pertumbuhan pada segmen konsumer,” ujar Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Tardi, Jumat (25/11).

Ini lantaran risiko kredit dari bisnis ini cukup rendah. Sampai kuartal-III 2016, tercatat NPL Bank Mandiri disektor mikro tercatat sebesar 1,94%. Sebagai informasi, sampai kuartal-III 2016, pertumbuhan kredit konsumer Bank Mandiri tercatat sebesar 13,53% yoy menjadi Rp 78,9 trliun.

Tercatat ada tiga segmen kredit konsumer yang mempunyai pertumbuhan cukup kencang pada sembilan bulan pertama 2016 ini. Ketiga bisnis konsumer tersebut adalah kredit KPR multiguna, payroll dan kredit kendaraan bermotor. Dari bisnis konsumer Bank Mandiri, KPR multiguna tercatat mempunyai pertumuhan paling tinggi yaitu 39,06% yoy.

Disusul kemudian bisnis pengelolaan gaji (payroll) yang tumbuh 20,53% yoy dan bisnis kendaraan bermotor yang tumbuh 20,19% yoy. Tahun depan, Bank Mandiri juga memproyeksi kredit KPR juga akan tumbuh cukup tinggi.

Untuk itu, Mandiri akan memperbanyak kerjasama dengan beberapa pengembang. Selain itu di kredit otomotif, Mandiri akan mengintensifkan kerjasama dengan anak usaha yaitu Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance dengan cara cross selling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini