Bankir juga prediksi margin bank turun tahun ini



KONTAN.CO.ID - Beberapa bankir memprediksi perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan sedikit turun pada akhir 2017 ini. Turunnya NIM ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya adalah penurunan bunga deposito dan kredit, setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengambil langkah memangkas suku bunga penjaminan.

Berdasarkan catatan KONTAN, dari tiga bank yang disurvei yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) dan PT Bank Bukopin Tbk, hampir seluruhnya memproyeksi NIM sedikit turun di akhir 2017.


BTN misalnya memproyeksi NIM berada diangka 4,5%-5% sampai akhir 2017 atau turun 48 basis poin (bps) dibanding tahun lalu. Bank Panin memproyeksi NIM di akhir 2017 sebesar 4,4%-4,5% atau turun sampai 54 bps.

Sedangkan Bank Bukopin memproyeksi NIM berada diangka 3% atau turun 88 bps.

Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN bilang target NIM tersebut disesuaikan dengan turunnya biaya dana.

"Karena turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ditransmisikan ke penurunan bunga kredit," kata Iman kepada KONTAN, Jumat (15/9).

Herdayatmo, Direktur Utama Bank Panin bilang, biaya operasional bank sangat tergantung pada NIM. "Setiap bank harus menjaga NIM yang cukup untuk menutup kegiatan operasionalnya," kata Herwid, Jumat (15/9).

Dengan permintaan kredit yang rendah, bank akan menyesuaikan dengan tidak terlalu banyak mengumpulkan deposito yang membutuhkan biaya dana tinggi. 

Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin bilang faktor yang menentukan NIM diantaranya penyerapan kredit rendah dan masih adanya kenaikan NPL.

Fauzi Ichsan, Anggota Dewan Komisioner merangkap, Kepala Eksekutif LPS bilang NIM sangat ditentukan oleh selisih bunga deposito dan kredit.

Setelah suku bunga penjaminan LPS turun 25 bps menutut Fauzi, diproyeksi suku bunga deposito dan kredit akan menyesuaikan. "NIM perbankan Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN bahkan di dunia," kata Fauzi, Kamis (14/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia