KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) melonggarkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) berpotensi mengendur. Moody's melalui keterangan resminya, Rabu (18/10) mengimbau agar BI tetap menahan posisi BI Rate di level 4,25%. Menurut lembaga riset internasional ini, BI perlu berhati-hati dalam upaya melonggarkan kebijakan moneternya saat kebijakan bank sentral AS Feseral Reserve (The Fed) lebih agresif
Pun, sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id menilai posisi BI 7DRR saat ini sudah cukup untuk menekan penurunan suku bunga kredit ke satu digit (single digit). Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bila BI menurunkan kembali bunga acuan, maka dampaknya akan berpotensi ke pelemahan rupiah. "Saat ini sudah cukup, karena dikhawatirkan kalau turun lagi maka kurs Rupiah terhadap USD bisa lari ke Rp 13.800," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10). Lagipula, Jahja menambahkan kalau saat ini rata-rata suku bunga konsumer dan korporasi perseroan sudah satu digit. "Kredit korporasi, KPR (kredit pemilikan rumah), KKB (kredit kendaraan bermotor) BCA praktis sudah satu digit, komersial sudah 10,5%," tambahnya. Senada, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi optimis suku bunga acuan kali ini masih akan bertahan di level 4,25% pasca Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Kendati demikian, Hariyono beranggapan apabila tingkat inflasi masih bisa dijaga rendah, volatilitas kurs stabil dan likuiditas Rupiah di pasar dalam keadaan normal bisa saja BI 7DRR turun kembali. Selain aspek tersebut, bank milik taipan ini menyebut faktor makro seerti neraca perdagangan yang surplus dan neraca pembayaran yang imbang juga dapat mempengaruhi pergerakan bunga acuan. "Bisa saja bulan depan suku bunga acuan 7DRR turun lagi sekitar 25 bps (basis poin)," ungkapnya. Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan melihat kondisi ekonomi hingga kuartal III 2017 maka BI 7DRR sudah pas berada di level 4,25%. "Harusnya sudah cukup untuk menekan bunga kredit, apabila resiko kredit membaik. Hal ini akan bertahap tercapai," kata Parwati.
Pun, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Edy Kuntardjo menilai bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan. Paling tidak sampai The Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunganya. "Jika bisa bertahan 4,25% sampai Fed naikkan suku bunga maka penurunan bunga kredit dapat dipangkas dan perbankan masuk dalam era bunga kredit satu digit," pungkasnya. Bankir kompak imbau BI menahan bunga acuan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia