JAKARTA. Kalangan bankir menilai tingginya tingkat kredit yang belum tersalurkan (undisbursed loan) masih wajar. Hambatan di tataran teknis menjadi masalah klasik yang membuat kredit mubazir meningkat. Sekadar informasi, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per April 2010 nilai kredit mubazir mencapai Rp 474,23 triliun, melejit 76,39% dari periode yang sama tahun lalu. Wakil Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Evi Firmansyah bilang, tingginya undisbursed loan karena korporasi belum menggunakan fasilitas kredit yang diberikan bank. Biasanya terjadi di sektor infrastruktur yang memilih mencairkan kredit bertahap.
Bankir: Kredit Mubazir Tidak Masalah
JAKARTA. Kalangan bankir menilai tingginya tingkat kredit yang belum tersalurkan (undisbursed loan) masih wajar. Hambatan di tataran teknis menjadi masalah klasik yang membuat kredit mubazir meningkat. Sekadar informasi, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per April 2010 nilai kredit mubazir mencapai Rp 474,23 triliun, melejit 76,39% dari periode yang sama tahun lalu. Wakil Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Evi Firmansyah bilang, tingginya undisbursed loan karena korporasi belum menggunakan fasilitas kredit yang diberikan bank. Biasanya terjadi di sektor infrastruktur yang memilih mencairkan kredit bertahap.