KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7
day reverse repo rate menjadi 5,5% tentu akan direspon oleh perbankan dengan menaikkan suku bunga kredit dan suku bunga simpanan. Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menyatakan dalam menyikapi kenaikan suku bunga acuan, bank bersandi saham BBNI ini akan menyesuaikan suku bunga dana dan kredit. Namun Rico menekankan penyesuaian tersebut akan mempertimbangkan likuiditas perbankan dan kondisi pasar. Selain itu, BNI akan memperhatikan kondisi pasar agar dapat tetap kompetitif serta menjaga profitabilitas dan kualitas kredit.
"Pertumbuhan dana akan dikelola secara optimal untuk mendukung pertumbuhan kredit, dengan kisaran
loan to deposit ratio (LDR) di 90-91%," ujar Rico kepada Kontan.co.id Minggu (19/8). Asal tahu saja, pada semester I-2018, bank dengan logo 46 ini mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,1%
year on year menjadi Rp 457,81 triliun pada Juni 2018. NPL
gross BNI membaik menjadi 2,1% pada akhir Juni 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,8%. Sedangkan DPK juga naik 13,5% menjadi Rp 463,86 triliun per Juni 2018. Sehingga LDR BNI mencapai 87,3% pada semester I-2018. Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso Liem bilang melihat perkembangan pertumbuhan tiga tahun terakhir ada kecenderungan perkembangan kredit lebih tinggi dari pada pertumbuhan DPK. "Jadi bisa jadi rasio LDR mencapai di atas 90%," ujar Santoso kepada Kontan.co.id Minggu (19/8). Meski demikian BCA lebih konservatif dalam menjaga likuiditas bank. Santoso bilang target LDR BCA hingga akhir tahun berada di posisi sekitar 80-85%. "Kualitas kredit menjadi prioritas kita selain sebagai transaction banking kami harus menjaga likuiditas kami," tambah Santoso. Ia optimistis BCAdapat mencatat pertumbuhan kredit 10% hingga akhir tahun. Sedangkan pertumbuhan DPK sekitar 8%-10%. Sedangkan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) juga sepakat dengan kondisi pengetatan LDR di tahun ini. "LDR kami di kisaran yang sama dengan perkiraan LPS pada akhir 2018," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP kepada Kontan.co.id Minggu (19/8).
Catatan saja, Lembaga penjamin simpanan (LPS) memprediksi rasio penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau
loan to deposit ratio (LDR) industri perbankan hingga akhir tahun akan semakin ketat di posisi 91,2%. Hal ini lantaran efek dari kenaikan bunga simpanan dan kredit akan berdampak pada pola pertumbuhan DPK dan kredit. Selain itu, LPS juga memprediksi pertumbuhan kredit masih positif, tapi masih ada faktor risiko seperti pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang cenderung melambat dalam beberapa bulan terakhir dan risiko kenaikan bunga perbankan dalam merespons kenaikan bunga acuan. Sepanjang 2018, LPS memperkirakan kredit akan tumbuh 10%, sementara pertumbuhan DPK akan mencapai 8%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi