KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia masih mempertahankan BI-7 Days Reverse repo Rate (BI-7DRRR) pada posisi 6%. Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id menyambut baik langkah bank sentral ini. "Tentu saja bagus, sehingga kami juga belum perlu melakukan adjusment dalam waktu dekat," kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) Suprajarto kepada Kontan.co.id pekan lalu Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) Anggoro Eko Cahyo mengamini hal tersebut. BNI masih akan sejalan dengan acuan BI untuk tak mengerek suku bunga dalam jangka pendek. Meskipun ia mengaku kondisi likuiditas perbankan saat ini memang ketat. "Terkait likuiditas, betul sudah terjadi pengetatan yang terlihat dari LDR perbankan nasional mencapai 94%. Jika Fed rate tidak naik agresif seperti 2018 lalu, maka bisa membantu likuiditas melonggar atau membaik seiring capital inflows yg makin kencang ke pasar keuangan domestik," katanya. Sementara Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) Budi Satria bilang, keputusan BI mempertahankan suku bunga akan berkontribusi positif terhadap kredit konsumsi perseroan. "Tentunya menggembirakan sehingga perbankan tak perlu menaikan suku bunga pinjaman. Kami sendiri berharap proyeksi pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 15% bisa tercapai tahun ini," katanya kepada KONTAN. Pada Januari saja, BTN telah menyalurkan kredit konsumsi senilai Rp 2,40 triliun, tumbuh 31,86% (yoy) dibandingkan Januari 2018 senilai Rp 1,82 triliun. Capaian tersebut ditopang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang sepanjang Januari saja, BTN telah berhasil menyalurkan kredit untuk 11.630 unit rumah senilai Rp 2,17 triliun. Tumbuh 37,40% (yoy) dibandingkan Januari 2018 senilai Rp 1,580 triliun untuk 7.992 unit rumah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bankir menyambut baik langkah BI tak mengerek suku bunga
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia masih mempertahankan BI-7 Days Reverse repo Rate (BI-7DRRR) pada posisi 6%. Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id menyambut baik langkah bank sentral ini. "Tentu saja bagus, sehingga kami juga belum perlu melakukan adjusment dalam waktu dekat," kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) Suprajarto kepada Kontan.co.id pekan lalu Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) Anggoro Eko Cahyo mengamini hal tersebut. BNI masih akan sejalan dengan acuan BI untuk tak mengerek suku bunga dalam jangka pendek. Meskipun ia mengaku kondisi likuiditas perbankan saat ini memang ketat. "Terkait likuiditas, betul sudah terjadi pengetatan yang terlihat dari LDR perbankan nasional mencapai 94%. Jika Fed rate tidak naik agresif seperti 2018 lalu, maka bisa membantu likuiditas melonggar atau membaik seiring capital inflows yg makin kencang ke pasar keuangan domestik," katanya. Sementara Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) Budi Satria bilang, keputusan BI mempertahankan suku bunga akan berkontribusi positif terhadap kredit konsumsi perseroan. "Tentunya menggembirakan sehingga perbankan tak perlu menaikan suku bunga pinjaman. Kami sendiri berharap proyeksi pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 15% bisa tercapai tahun ini," katanya kepada KONTAN. Pada Januari saja, BTN telah menyalurkan kredit konsumsi senilai Rp 2,40 triliun, tumbuh 31,86% (yoy) dibandingkan Januari 2018 senilai Rp 1,82 triliun. Capaian tersebut ditopang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang sepanjang Januari saja, BTN telah berhasil menyalurkan kredit untuk 11.630 unit rumah senilai Rp 2,17 triliun. Tumbuh 37,40% (yoy) dibandingkan Januari 2018 senilai Rp 1,580 triliun untuk 7.992 unit rumah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News