KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bankir optimis kredit kendaraan bermotor (KKB) akan terus bergairah di 2023 seiring perpanjangan kebijakan insentif
down payment (DP) atau uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0% hingga Desember 2023. Bank Mandiri misalnya, yang mencatatkan pembiayaan kendaraan
retail Bank Mandiri secara portfolio di tahun 2022 tumbuh sebesar 15% sejalan dengan pasar otomotif yang tumbuh positif.
SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri, Josephus K. Triprakoso mengatakan, hal tersebut merupakan pencapaian bagi Bank Mandiri yang mendukung pemerintah dalam meningkatkan sektor konsumsi khususnya melalui kredit kendaraan.
"Bank Mandiri mendukung penuh antusiasme pasar otomotif yang mengalami pertumbuhan sangat baik di tahun 2022," ungkap Josephus kepada kontan.co.id, Selasa (3/1).
Baca Juga: Dana Kelolaan Kustodian Bank CIMB Niaga Naik Dua Digit Sejalan dengan adanya relaksasi LTV 100% untuk kendaraan bermotor yang diperpanjang oleh Bank Indonesia di tahun 2022 ini, Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan uang muka 0% untuk Mandiri KKB sejak tahun 2021 dengan pemberian secara selektif ke segmen
fixed income yang ber-
payroll di Bank Mandiri. Namun demikian, Josephus menyebut, DP 0% masih belum menjadi primadona di kalangan calon pembeli kendaraan yang mengajukan kredit karena kata Josephus mereka tetap mempertimbangkan pokok hutang yang akan ditanggung serta memperhitungkan angsuran setiap bulannya mengingat tenor yang diminati nasabah berkisar antara 4 atau 5 tahun (semakin kecil pokok hutang maka angsuran semakin ringan). Walau begitu, Bank Mandiri sangat optimis bahwa relaksasi LTV 100% tersebut memberikan dampak positif secara
market. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi
market bahwa sektor otomotif didukung 100% oleh Pemerintah dan Regulator yang menguatkan sentimen positif bahwa sektor otomotif ini akan terus berkembang. Di sisi lain dengan naiknya suku bunga acuan menjadi 5,5%, Bank Mandiri mengaku tetap mempertimbangkan perkembangan
market sebelum nantinya melakukan penyesuaian suku bunga untuk pembiayaan KKB dengan mempertimbangkan kenaikan suku bunga BI. "Untuk tahun 2023 akan dilakukan penyesuaian sejalan dengan perkembangan pasar, tentunya dengan tetap memberikan
benefit secara
pricing bagi nasabah dalam mengajukan pembiayaan kendaraan bermotor," lanjutnya. Bank Mandiri juga optimis dengan pertumbuhan sektor otomotif, bisa menargetkan pertumbuhan portfolio KKB segmen
retail sebesar 15% di tahun 2023. Dalam mendukung pertumbuhan di tahun 2023 di segmen pembiayaan kendaraan, Bank Mandiri berkomitmen untuk tetap memberikan
benefit terbaik untuk nasabah Bank Mandiri. Sehingga strategi intensifikasi kepada nasabah Bank Mandiri akan menjadi prioritas selain tentunya tetap memberikan
benefit dan promo yang menarik lainnya kepada masyarakat Indonesia secara umum. Adapun
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, KKB BCA telah memberikan program DP 0% untuk nasabah di Jakarta serta beberapa wilayah di Indonesia dengan hasil yang cukup baik dan secara berkala juga akan diimplementasikan untuk wilayah lainnya di Indonesia. "Kami melihat tren pemulihan permintaan kredit konsumer berlanjut. Didukung pelaksanaan dua kali
expo di tahun 2022, kami menerima total aplikasi KKB dan KPR sekitar Rp 30 triliun," paparnya. Sebagai informasi, per September 2022, KKB BCA tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp 43,8 triliun, turut mendorong total portofolio kredit konsumer naik 10,4% YoY menjadi Rp 165,0 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,6% YoY menjadi Rp 682,0 triliun pada September 2022.
Baca Juga: BPKH Ingin Bank Muamalat Miliki Aset Rp 100 Triliun "Kami berharap pertumbuhan KKB mampu terus berlanjut ke depannya, seiring dengan implementasi DP 0 persen yang lebih luas serta pemulihan permintaan dari masyarakat," ujar Hera. Terkait dengan tren kenaikan suku bunga, BCA sebagai perbankan nasional pada prinsipnya berkomitmen mendukung kebijakan dari pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan. "Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 bps di tahun ini menjadi 5,5%, dan menurut kami keputusan tersebut telah mempertimbangkan fundamental ekonomi, dalam rangka mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat pemulihan perekonomian nasional. Hingga saat ini, kami belum menaikkan suku bunga kredit," jelasnya.
Bank BRI juga mengapresiasi berbagai kebijakan akomodatif lain yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah dan regulator dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "Hal tersebut tentu saja akan berdampak positif terhadap industri keuangan, tidak hanya perbankan, namun juga sektor
multifinance,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto. Untuk diketahui, saat ini BRI menyalurkan KKB dengan cara
channeling kepada
multifinance. Dimana khusus layanan KKB BRI dilakukan melalui kerjasama dengan
multifinance dengan skema
joint finance. Selain itu, dalam rangka sinergi dengan perusahaan anak, per 1 Oktober 2020 BRI juga telah menunjuk BRI Finance sebagai penyalur KKB. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi