Bankir Optimistis DPK Bakal Tumbuh Positif pada Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimis penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh positif tahun depan dan dapat mengimbangi ekspansi kredit yang diperkirakan akan tetap berlanjut solid. Sejumlah bank telah menyiapkan strategi untuk memacu DPK, terutama dana murah. 

Hingga Oktober 2022, gap pertumbuhan kredit perbankan dengan DPK semakin tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit tumbuh 11,95% secara tahunan menjadi Rp 6.333 triliun. Sedangkan DPK tumbuh 9,4% secara year on year (YoY) jadi Rp 7.927 triliun.

Optimisme salah satunya dinyatakan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur BCA mengatakan, BCA optimis pertumbuhan kredit dan DPK bisa terus dilanjutkan tahun 2023.


"DPK, terutama CASA akan tetap tumbuh," katanya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: BSI Buka Cabang di Grha Pertamina

Namun, ia tidak menyebutkan angka target pertumbuhan DPK secara detail untuk tahun depan. Sementara kredit diproyeksikan akan tetap tumbuh solid mirip dengan pertumbuhan tahun ini meskipun ada tantangan perlambatan ekonomi global. Per September 2022, kredit BCA telah tumbuh 12,6% secara YoY.

Jahja  meyakini bahwa sektor konsumsi dan pariwisata menjadi salah satu sektor yang punya prospek cerah tahun depan.

Sementara Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA menjelaskan, strategi perseroan mengejar pertumbuhan DPK difokuskan pada tabungan dan giro atau dana murah. Caranya dengan mendorong peningkatan jumlah nasabah dan menghadirkan kemudahan-kemudahan layanan pada nasabah dengan terus berinvestasi pada omni channel.

Ia bilang jumlah nasabah DPK BCA meningkat signifikan sejak layanan pembukaan rekening online diluncurkan. Sepanjang 2021,  BCA mencatat ada penambahan 5,4 juta pembukaan rekening baru. Saat ini sudah ada 26 juta rekening nasabah DPK dan tahun 2023 diprediksi akan mencapai 30 juta. 

Sebanyak 70% pembukaan rekening BCA hingga tahun ini telah dilakukan secara online.

"Pertumbuhan nasabah sangat penting dalam menumbuhkan CASA dan jumlah transaksi," kata Vera. 

Mencermati kebutuhan nasabah yang dinamis dan beragam,  ia menambahkan, BCA terus mendorong pengembangan layanan berbasis hybrid, baik online maupun offline, untuk dapat mempertahankan posisi di pasar dan senantiasa bertumbuh. 

BCA juga masih tetap memperkuat kantor cabang dengan melakukan modernisasi melalui penambahan sarana digital. Hingga September 2022, lebih dari 80% kantor cabang BCA di Indonesia telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital.   

Dengan strategi itu, BCA berharap pertumbuhan CASA akan tetap solid ke depan sejalan dengan volume transaksi yang terus bertumbuh. Per September 2022, DPK BCA tumbuh 11% YoY. CASA yang tumbuh 15,1% YoY menjadi Rp 830,4 triliun menyumbang 81% terhadap total DPK perseroan.

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga memproyeksikan PDK tahun depan tetap akan tumbuh positif dimana porsi dana murah diprediksi akan tetap naik meskipun suku bunga sudah memasuki tren naik. 

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI, mengatakan penumbuhan DPK akan tetap difokuskan pada CASA. Bank pelat merah ini menargetkan rasio CASA naik bertahap dari 63% pada 2021 menjadi 66% pada 2024. 

Untuk mencapai itu, BRI akan meningkatkan transaksi wholesale, mendorong penetrasi tabungan digital, fokus menargetkan segmen mikro, dan mengoptimalisasi layanan super app BRImo.

Baca Juga: Tak Mau Jualan Janji, Direktur Utama BCA: Blu Dipastikan Baru IPO Setelah Profit

"Seiring dengan komitmen BRI untuk meningkatkan CASA, proporsi simpanan deposito di BRI secara konsisten akan terus menurun," kata Aestika pada Kontan.co.id, Senin (12/12).

Namun, BRI tercatat telah menaikkan bunga counter deposito pasca kenaikan suku bunga acuan BI sekitar 15-25 basis poin (bps) tergantung tenor. Aestika mengungkapkan, suku bunga deposito rupiah naik antara 2,25% - 3% dan bunga deposito valas (dollar) naik sekitar 0,75% - 2%. 

Tahun 2023, BRI menargetkan kredit tahun depan tumbuh di kisaran 9%-11%. Sementara per September 2022, bank ini baru mencatat kredit tumbuh 7,9% YoY dan DPK hanya naik 0,4%.

Bank BNI juga optimis bisa menghimpun DPK tumbuh seimbang dengan target kenaikan kreditnya tahun depan yakni sekitar 8%-9%.

"Rasio CASA kami targetkan di atas 70%," kata Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI.

Per kuartal II 2022, DPK BNI hanya tumbuh 2,5% YoY. Itu jauh lebih rendah dari pertumbuhan kredit yang mencapai 9,1%. 

Sedangkan BTN menargetkan DPK tumbuh 10-11% tahun depan dengan fokus mengejar dana murah.Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel BTN Jasmin mengatakan, pihaknya menargerkan rasio CASA bisa mencapai 50%.

“Deposito dari lembaga dikurangi tetapi DPK ritel akan kita tingkatkan. Karena ritel lebih sustain dan biayanya lebih murah dari deposito lembaga,” ujar Jasmin.

Tahun depan, KPR yang jadi penyumbang utama kredit BTN ditargetkan tumbuh sekitar 10%. Per September 2022, pertumbuhan kredit BTN masih seimbang dengan DPKnya. Kredit perseroan tumbuh 7,18% dan DPK naik 7,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi