KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesepakatan kredit sindikasi di enam bulan pertama tahun 2022 terbilang sepi. Padahal, secara keseluruhan, penyaluran kredit perbankan makin menggeliat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan telah tumbuh 9,01% pada April 2022, meningkat dari bulan sebelumnya yang baru tumbuh 6,67%. Sementara berdasarkan
Bloomberg League Table Reports, kesepakatan kredit sindikasi hingga pertengahan Juni 2022 baru mencapai 12 proyek dengan nilai US$ 4,38 miliar atau sekitar Rp 64,4 triliun. Itu turun 37,3% dari periode sama tahun lalu yang tercatat US$ 7,15 miliar dari 35 proyek sindikasi. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) tercatat menjadi jawara dalam partisipasi pada pembiayaan sindikasi selama periode itu. Kontribusi bank pelat merah ini mencapai US$ 909,84 juta atau sekitar Rp 13,3 triliun. Namun, capaian itu turun 37,3% dari periode yang sama tahun 2021 yang mencapai US$ 1,45 miliar.
Bank Mandiri berpartisipasi dalam delapan proyek sindikasi yang terdiri infrastruktur, tambang, telekomunikasi, dan perkebunan. Kredit sindikasi itu diantaranya diberikan ke PT Jasamarga Pandaan Malang, PT Ceroa Metalindo Prima, Centrama Telekomunikasi Indonesia, Medco Daya Pratama, Medco Energi Global, Bumi Mineral Sulawesi, PT Dian Swastika Sentosa Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk.
Baca Juga: Berprospek Bagus, Bankir Optimistis Kredit Konsumer Tumbuh Optimal hingga Akhir Tahun PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) ada di urutan kedua dengan partisipasi sebesar US$ 434,69 juta di lima proyek. Itu juga turun 69,6% dari US$ 1,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Proyek sindikasi yang diikuti bank ini berasal dari Medco Daya Pratama, Jasamarga Pandaan Malang Medco Energi, Trans Media Corpora dan Centratama Telekomunikasi. Di urutan berikutnya ada Mitsubishi UFJ Financial dengan partisipasi US$ 327,95 juta di empat proyek. Lalu ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan lima proyek sebesar US$ 256,6 juta yang turun 21,9% dari US$ 329,08 juta. Berikutnya, PT CIMB Niaga sebesar US$ 242,14 juta atau turun 6,5%. Diikuti, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang fokus pada segmen UMKM hanya berpartisipasi US$ 97,6 juta, turun dari US$ 143,2 juta pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun kredit sindikasi barunya turun, Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan tren pemintaan kredit yang diterima perseroan masih cukup tinggi hingga kuartal II di tengah perang Rusia-Ukraina dan tengah inflasi global. "Itu seiring perusahaan mulai aktif membangun kembali bisnis pasca mereda-nya pandemi Covid-19," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (16/6). Menurut Rudi, adanya optimisme pelaku pasar pasca Covid-19 dan pemulihan tingkat konsumsi akan jadi katalis pertumbuhan ekonomi dan permintaan kredit. Sehingga perseroan melihat adanya
pipeline besar di pasar sindikasi dengan nilai yang cukup besar di dua tahun terakhir.
Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Penyaluran Kredit Konsumsi Naik 6,4% hingga April 2022 Pipeline itu disebut datang dari berbagai sektor. Adanya peningkatan harga komoditas akan mendorong
pipeline sindikasi. Selain itu, kata Rudi, pihaknya juga aktif menjajaki pembiayaan berkelanjutan. Sementara Hera F Haryn, EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA mengatakan partisipasi BCA di pembiayaan sindikasi hingga Mei 2022 sudah mencapai US$ 800 juta. Menurutnya, data yang tersaji di Bloomberg belum update. BCA berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi dan kelistrikan. "Kami melihat prospek kredit sindikasi hingga akhir tahun akan lebih baik dari 2021 mengingat banyaknya permintaan untuk
refinancing dan permintaan baru," kata Hera.
Hingga saat ini ada beberapa
pipeline sindikasi yang ditangani BCA di antaranya dari sektor infrastruktur, properti, agribisnis dan telekomunikasi. BCA turut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek infrastruktur dengan mempertimbangkan faktor
risk appetite, posisi likuiditas dan modal serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA. BRI juga masih masih optimistis dalam pencapaian partisipasi kredit sindikasi hingga akhir tahun 2022 akan naik dari tahun 2021. Pasalnya, perseroan saat ini sudah punya beberapa
pipeline yang sudah mendekati tahap finalisasi kesepakatan. Selain itu, ada juga beberapa potensi sindikasi yang telah dipetakan BRI dan yang sudah masuk dalam pipeline sindikasi BRI diantaranya yakni sektor tambang,
downstream agribusiness, petrochemical. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari