Bankir optimistis kredit UMKM tumbuh di atas 10% pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diyakini masih akan deras sepanjang 2019. Beberapa masih akan mengoptimalkan pertumbuhan dobel digit atau di atas 10% pada segmen ini. Bankir juga optimistis kredit segmen ini dapat disalurkan dengan kualitas baik.

Hal ini berkaca pada rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit UMKM masih bagus di 2018. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga Oktober 2018 NPL Kredit UMKM sebesar 3,78%, membaik dari periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 4,42%. Padahal kredit UMKM tumbuh 11% secara tahunan menjadi Rp 951,8 triliun.

Salah satu bank yang masih menargetkan kredit UMKM tumbuh besar adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menargetkan kredit UMKM tumbuh 15% yoy. Sedangkan secara kualitas, Catur optimistis BNI dapat menjaga NPL UMKM di level yang baik.


"Metode kerjasama akan lebih mudah untuk melakukan kontrol. Misalnya lewat klaster atau kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk masuk menyalurkan kredit. Biasanya (rekan kerja) sudah difilter terlebih dahulu calon debitur," ujar Catur kepada Kontan.co.id Senin (7/1).

Selain itu, agar NPL dapat terjaga, BNI tetap akan fokus dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan pada tahun ini BNI berencana menyalurkan KUR sebesar Rp 16 triliun. Tahun lalu, BNI juga sudah menyalurkan KUR senilai Rp 16 triliun kepada 147.691 debitur UMKM yang 54% diberikan kepada sektor produksi.

Catur juga memproyeksi pertumbuhan kredit UMKM tumbuh 15% yoy. Ia optimistis NPL kredit UMKM bank dengan sandi saham BBNI ini membaik dibandingkan kuartal III-2018 yang berada pada level 2,4%. Catur masih engan menyampaikan realisasi nilai dan NPL kredit UMKM BNI selama 2018.

Tak mau kalah, PT Bank OCBC NISP Tbk juga menargetkan pertumbuhan kredit UMKM hingga 20% yoy sepanjang 2019.  Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyatakan pihaknya akan fokus pada penyaluran kredit UMKM tahun ini. Lantaran secara pertumbuhan dan kualitas, kredit disektor ini cukup bagus.

"Tahun 2018 kredit UKM tumbuh di atas 20% yoy, secara kualitas tetap terjaga baik. Proyeksi pertumbuhan kredit UMKM di 2019 sebesar 20% yoy, NPL harusnya tidak beda banyak dengan 2018 yaitu di bawah 2,5%," imbuh Parwati, Selasa (8/1).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) juga semakin memantapkan bisnis di sektor UMKM. Direktur utama BRI Suprajarto menyatakan BRI ingin pada 2019, kredit UMKM memberikan kontribusi 77% dari total kredit BRI. 

Sebenarnya, hingga September 2018 lalu, kontribusi kredit UMKM sudah 76,9% dari total kredit atau sekitar Rp 621,8 triliun dengan NPL gross sebesar 2,5%.

Guna mencapai target tersebut, bank dengan sandi saham BBRI ini akan menggunakan jaringan agen BRILink yang sudah mencapai lebih dari 360.000 orang sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan. Juga digitalisasi pada proses kredit UMKM sehingga lebih cepat yang di sebut BRISpot.

Selain itu, BRI juga ada program pemasaran berbasis digital seperti Indonesia Mall dan Inkubasi untuk mendorong pelaku usaha MKM naik Kelas.

Tak hanya bank besar, bank kecil juga ikut membidik bisnis kredit UMKM. Direktur Funding, MSE, FI, dan Jaringan Kantor Bank Sampoerna Ong Tek Tjan menargetkan kredit UMKM dapat tumbuh 15% yoy dengan kualitas yang baik.

Bank Sampoerna akan mengoptimalkan strategi marketing. Selain itu, Ong berharap program pengajuan kredit secara online lewat PDaja.com dapat lebih dioptimalkan. Ia ingin proses kredit dapat dilakukan dengan cepat.

"Prospeknya relatif sama dengan tahun lalu. Kemungkinan pengusaha masih wait and see. Kita harus Pintar-pintar cari peluang," Imbuh Ong. 

Meski belum mau membagikan besaran pertumbuhan kredit UMKM dan besaran NPL, Ong bilang masih bagus, dan NPL berada di kisaran 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi