Bankir optimistis pertumbuhan kredit manufaktur masih akan berlanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank optimistis soal potensi penyaluran kredit di sektor manufaktur masih cukup besar tahun ini. Sepanjang kuartal I, realisasi kredit di sektor ini berhasil mengalami pertumbuhan.

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada kuartal I 2019 naik 4,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut juga lebih lebih tinggi dari sepanjang 2018 yang hanya 4,07%

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,88% dari periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut juga meningkat 4,55% dari kuartal sebelumnya.


PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) salah satu bank yang berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit manufaktur. Bank swasta BUKU IV ini mencatatkan penyaluran kredit manufaktur kuartal I sebesar 106 triliun atau tumbuh 19% secara year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut berasal dari berbagai industri termasuk perkebunan, tekstil serta bahan baku bangunan & besi konstruksi.

BCA optimis kredit manufaktur masih akan tumbuh positif sampai akhir tahun. Secara keseluruhan segmen kredit BCA diproyeksikan akan tumbuh sekitar 8-10%. "Pertumbuhan kredit manufaktur tahun ini akan dipengaruhi antara lain konsumsi masyarakat." kata Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA pada Kontan. co. id, Kamis (9/5).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) juga berhasil mencacatkan pertumbuhan manufaktur di triwulan pertama. Sektor ini merupakan salah satu penopang pertumbuhan kredit korporasi perseroan.

Pada kuartal I-2019, penyaluran kredit BNI tumbuh signifikan hingga 18,6% yoy menjadi Rp 521,35 triliun yang ditopang oleh segmen kredit korporasi kontribusi 51,7%. Sektor unggulan kredit korporasi berasal dari sektor manufaktur dan infrastruktur yang masing-masing meningkat 17,5% dan 10,3%.

BNI membukukan kredit korporasi dari segmen manufaktur sebesar Rp 69,47 triliun atau naik 17,5% dari Rp 59,1 triliun pada kuartal I 2018. Sektor ini berkontribusi 25,8% terhadap total kredit korporasi sebesar Rp 269,33 triliun.

Di segmen kredit menengah, sektor manufaktur membukukan penyaluran sebesar Rp 19,98 triliun atau naik 7,6% dari Rp 18,57 triliun pada kuartal I 2018 yang ditopang sektor elektronik, otomotif, baja dan based metal, industri food and beverage. Sementara segmen kredit kecil, manufaktur menyumbang Rp 7,27 triliun atau naik 33,8% dari 5,43 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu.

Direktur Corporate Banking BNI Putrama Wahyu Setyawan memperkirakan penyaluran kredit korporasi BNI kuartal II masih akan tumbuh sekencang triwulan sebelumnya dan manufaktur masih akan jadi salah satu penopang pertumbuhan itu.

Adapun pipeline kredit manufaktur BNI untuk kredit korporasi adalah industri semen, farmasi, refinancing pabrik pulp and paper serta palm oil refinery.

Sementara PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menorehkan pertumbuhan kredit manufaktur sekitar Rp 30 triliun atau tumbuh 11% yoy ditopang beragam industri termasuk tekstil dan kimia. Sektor ini menyumbang 28% terhadap total portofolio kredit perseroan. 

Parwati Surdaudaja, Presiden Direktur OCBC mengatakan, pertumbuhan kredit manufaktur tahun ini akan berlanjut seperti tahun lalu. "Proyeksi pertumbuhan kredit manufaktur Bank sekitar 10-15%." katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi