JAKARTA. Para bankir pasrah akan realisasi kredit pada tahun ini hanya single digit. Pasalnya, perlambatan ekonomi menyebabkan penyaluran kredit rendah, diikuti dengan ekonomi yang lesu membuat risiko kredit semakin meningkat, sehingga bank cenderung hati-hati dalam menyalurkan kredit. “Kondisi perekonomian nasional lambat,” kata Herwidayatmo, Direktur Utama PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin), Kamis (10/10). Alasan itu membuat Bank Panin memperkirakan pertumbuhan kredit akan sama dengan kisaran pertumbuhan kredit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 6%-7%. Bank Panin membuktikan perlambatan kredit masih terjadi hingga saat ini, karena perusahaan hanya mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,30% menjadi Rp 119 triliun per September 2016 dibandinkan posisi Rp 113,72 triliun per September 2015. “Perlambatan kredit terjadi pada semua segmen kredit,” tambahnya.
Bankir pasrah kredit hanya tumbuh single digit
JAKARTA. Para bankir pasrah akan realisasi kredit pada tahun ini hanya single digit. Pasalnya, perlambatan ekonomi menyebabkan penyaluran kredit rendah, diikuti dengan ekonomi yang lesu membuat risiko kredit semakin meningkat, sehingga bank cenderung hati-hati dalam menyalurkan kredit. “Kondisi perekonomian nasional lambat,” kata Herwidayatmo, Direktur Utama PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin), Kamis (10/10). Alasan itu membuat Bank Panin memperkirakan pertumbuhan kredit akan sama dengan kisaran pertumbuhan kredit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 6%-7%. Bank Panin membuktikan perlambatan kredit masih terjadi hingga saat ini, karena perusahaan hanya mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,30% menjadi Rp 119 triliun per September 2016 dibandinkan posisi Rp 113,72 triliun per September 2015. “Perlambatan kredit terjadi pada semua segmen kredit,” tambahnya.