Bankir proyeksi dana di surat berharga akan susut



JAKARTA. Beberapa bankir memproyeksi tren penempatan dana di surat berharga akan turun pada tahun ini. Hal ini seiring dengan proyeksi membaiknya pertumbuhan kredit.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, tren penempatan dana di surat berharga akan menyusut, sebab pertumbuhan kredit pada 2017 diproyeksi membaik. “Kelebihan dana pada tahun ini akan lebih disalurkan ke kredit,” ujarnya, Sabtu (4/2).

Sementara, Herwidayatmo, Direktur Utama PT Bank Panin berharap, pertumbuhan kredit akan lebih bagus. Ini bisa menyebabkan penempatan dana di surat berharga akan berkurang dan bisa disalurkan ke kredit.


Menurut Direktur Keuangan dan Treasuri PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko, penempatan dana di surat berharga dilakukan bank untuk menjaga ketersediaan alat likuid dan mengelola kelebihan likuiditas. “Kedua hal tersebut menjadi faktor pendorong yang menentukan besar kecilnya portofolio di surat berharga,” tuturnya, Sabtu (4/2).

Berdasarkan catatan KONTAN, sepanjang 2016, 10 bank besar mencatatkan jumlah dana bank yang diparkir di surat berharga cukup tinggi yaitu mencapai Rp 530,8 triliun atau meningkat 48,07% secara tahuanan atau year on year (yoy).

Kenaikan penempatan dana disurat berharga ini salah satunya disebabkan realisasi pertumbuhan kredit sepanjang 2016 hanya 7,87% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan kredit 2015 sebesar 10,43% yoy.

Jika dilihat, PT Bank Central Asia Tbk merupakan bank yang paling banyak memarkir dana di surat berharga yaitu sebesar Rp 116,5 triliun atau naik 111,02% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini