JAKARTA. Industri perbankan syariah mulai menunjukan tren penurunan rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPF). Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2016 tercatat NPF di level 4,3%, pada Agustus NPF sebesar 4,94%. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) Imam Teguh Saptono menyebut kecenderungan NPF menurun biasanya hanya sampai di bulan November. "Di akhir dan awal tahun, saya melihat akan ada kecenderungan naik, ini merupakan imbas dari akun yang terestrukturisasi baru terlihat di Desember," kata Imam saat ditemui di Jakarta, Selasa (20/12). Imam juga menyebut, beberapa sektor yang akan menjadi penyumbang NPF tinggi antara lain pertanian, perkebunan dan kehutanan, pertambangan, industri pengolahan, listrik, air dan gas.
Bankir syariah waspadai kenaikan NPF akhir tahun
JAKARTA. Industri perbankan syariah mulai menunjukan tren penurunan rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPF). Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2016 tercatat NPF di level 4,3%, pada Agustus NPF sebesar 4,94%. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) Imam Teguh Saptono menyebut kecenderungan NPF menurun biasanya hanya sampai di bulan November. "Di akhir dan awal tahun, saya melihat akan ada kecenderungan naik, ini merupakan imbas dari akun yang terestrukturisasi baru terlihat di Desember," kata Imam saat ditemui di Jakarta, Selasa (20/12). Imam juga menyebut, beberapa sektor yang akan menjadi penyumbang NPF tinggi antara lain pertanian, perkebunan dan kehutanan, pertambangan, industri pengolahan, listrik, air dan gas.