JAKARTA. Bankir mengaku kaget dengan keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan menarik pungutan sebesar 0,03%-0,06% dari pelaku industri keuangan. Tingginya biaya ini akan mengerek biaya operasional yang dikeluarkan bank. "Waduh besar sekali yah. Beban biaya kami tambah naik lagi," lontar, Gatot Suwondo, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Kamis (22/11). Menurutnya, kebijakan OJK tersebut bertentangan dengan regulator perbankan saat ini yaitu Bank Indonesia (BI) yang menginginkan bank bisa semakin efisien. Dengan adanya penetapan ini, rencana create effective cost yang akan dilakukan oleh BNI tidak dapat terlaksana. Apa imbasnya? “Untuk menekan biaya, siap-siap saja beban nasabah bertambah,” jawabnya.
Besaran pungutan itu juga membuat PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) galau. Sentot A Sentausa, Direktur Risk Management Bank Mandiri menilai angka tersebut terlalu besar. "Gede banget kalau dari aset," ujar Sentot, Kamis (22/11) di Batam. Maklum saja, sampai akhir September 2012 aset Bank Mandiri mencapai Rp 588,4 triliun. Jika usulan OJK disepakati, maka dana yang harus disetorkan sekitar Rp 176 miliar per tahun. Sentot mengakui, sebenarnya meskipun nilai pungutan besar tidak masalah buat mereka. Namun akan lebih elok dana sebesar itu lebih baik digunakan untuk meningkatkan operasional perusahaan seperti ekspansi.“Untuk menekan biaya, siap-siap saja beban nasabah bertambah,” Gatot Suwondo, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk.