JAKARTA. Sejumlah bankir melihat risiko kredit bermasalah pada awal tahun ini masih perlu mendapat perhatian khusus. Selain kualitas aset, pendorong risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada awal tahun ini adalah pertumbuhan kredit yang masih lesu.Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk mengakui, risiko kredit masih menjadi masalah utama di industri perbankan. “Karena selain kualitas aset, pertumbuhan kredit relatif stagnan pada kuartal 1 2017,” ujar Parwati, Minggu (26/3).Ada beberapa sektor penyaluran kredit yang berkontribusi terhadap NPL OCBC NISP pada kuarta 1 2017. Beberapa sektor seperti retail, UKM, perdagangan dan manufaktur merupakan salah satu penyumbang NPL di OCBC NISP.
Bankir waspadai kredit bermasalah awal tahun
JAKARTA. Sejumlah bankir melihat risiko kredit bermasalah pada awal tahun ini masih perlu mendapat perhatian khusus. Selain kualitas aset, pendorong risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada awal tahun ini adalah pertumbuhan kredit yang masih lesu.Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk mengakui, risiko kredit masih menjadi masalah utama di industri perbankan. “Karena selain kualitas aset, pertumbuhan kredit relatif stagnan pada kuartal 1 2017,” ujar Parwati, Minggu (26/3).Ada beberapa sektor penyaluran kredit yang berkontribusi terhadap NPL OCBC NISP pada kuarta 1 2017. Beberapa sektor seperti retail, UKM, perdagangan dan manufaktur merupakan salah satu penyumbang NPL di OCBC NISP.