JAKARTA. Beberapa bank besar yang telah menerbitkan laporan keuangan 2016 mencatat realisasi rasio kredit bermasalah (NPL) sektor menengah komersial cukup tinggi. Lihat saja pada dua bank BUKU IV seperti BRI dan BNI. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya mencatat NPL sektor komersial sebesar 7,13% atau naik 22,51 bps secara tahunan atau year on year (yoy). Komposisi NPL sektor menengah BRI ini cukup kecil yaitu hanya 3,3% dari total kredit. Berdasarkan laporan analyst meeting BRI pada kuartal IV-2016, tercatat NPL sektor menengah merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor lain. Sepanjang 2016, BRI tercatat telah melakukan restrukturisasi kredit menegah sebesar Rp 3,2 triliun. NPL sektor menengah BRI ini juga tercatat merupakan tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Bankir waspadai NPL kredit menengah komersial
JAKARTA. Beberapa bank besar yang telah menerbitkan laporan keuangan 2016 mencatat realisasi rasio kredit bermasalah (NPL) sektor menengah komersial cukup tinggi. Lihat saja pada dua bank BUKU IV seperti BRI dan BNI. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya mencatat NPL sektor komersial sebesar 7,13% atau naik 22,51 bps secara tahunan atau year on year (yoy). Komposisi NPL sektor menengah BRI ini cukup kecil yaitu hanya 3,3% dari total kredit. Berdasarkan laporan analyst meeting BRI pada kuartal IV-2016, tercatat NPL sektor menengah merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor lain. Sepanjang 2016, BRI tercatat telah melakukan restrukturisasi kredit menegah sebesar Rp 3,2 triliun. NPL sektor menengah BRI ini juga tercatat merupakan tertinggi dalam 5 tahun terakhir.