KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan pelat merah melihat potensi bisnis remitansi tahun ini masih menjanjikan. Oleh karena itu, transaksi pengiriman uang dari dan ke luar negeri diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. PT Bank Mandiri Tbk misalnya melihat prospek bisnis remintasi ritel masih menjanjikan baik remintansi
incoming maupun
outgoing. Potensi remintasi
incoming diperkirakan masih bersumber dari sebaran warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Baca Juga: BTN gencar membidik kalangan milenial, ini sebabnya "Sementara itu potensi
outgoing besar karena saat ini sebagian besar nasabah masih mengandalkan bank sebagai
channel utama pengiriman uang ke luar negeri," kata
Senior Vice President Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri Muhamad Gumilang pada Kontan.co.id, Rabu (12/2). Atas potensi tersebut, Bank Mandiri memperkirakan pendapatan
fee dari transaksi remitansi
retail bisa tumbuh sekitar 5-10% tahun ini dan akan menjadi masuk dalam 10 besar kontributor
fee based income perseroan secara keseluruhan. Per Desember 2019, frekuensi transaksi remitansi segmen
retail (incoming dan outgoing) telah mencapai 900 ribu transaksi atau tumbuh 3% secara
year on year (YoY0. Sedangkan volume remitansi segmen
retail mencapai US$ 20,000 juta, tumbuh 4% YoY Dari bisnis remitansi itu, Bank Mandiri berhasil membukukan
fee based income (FBI) sebesar Rp 139 miliar tahun 2019 atau meningkat sekitar 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Toyota Astra Financial sudah punya dana bayar obligasi yang jatuh tempo bulan ini Untuk mendorong pertumbuhan transaksi remitansi segmen
retail tahun ini, Bank Mandiri berencana mengimplementasikan program gratis biaya transaksi TT SWIFT di cabang Bank Mandiri untuk transaksi
outgoing retail.
Lalu untuk mendorong transaksi
incoming retail, tengah dilakukan pengembangan
channel transaksi alternatif untuk melayani pengiriman uang dari luar negeri, serta pengembangan model bisnis keagenan dan
partnerships untuk menjangkau lebih banyak nasabah. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga akan terus berupaya memperbesar
market share bisnis remitansi. Dengan jaringan
counterpart di luar negeri dan jaringan unit kerja yang tersebar luas, bank ini yakin bisa mencatatkan pertumbuhan
fee based income dari remitansi mencapai 8,5 juta kali transaksi di akhir tahun ini atau mencapai Rp 156 miliar. Amam Sukriyanto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, saat ini sudah ada lebih dari 10.000
outlet yang terdapat di 71
counterpart BRI yang tersebar di berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Singapura, Brunei, Timor Leste, serta negara-negara yang merupakan kantong TKI yakni Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Baca Juga: Astra Sedaya Finance sudah punya dana pembayaran obligasi yang jatuh tempo Februari Editor: Tendi Mahadi