Bansos dan PBI BPJS pendorong daya beli di Q4



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga kuartal ketiga tahun ini tumbuh 4,93% year on year (YoY). Angka itu melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,95% YoY.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, berdasarkan indikator bulanan yang dirilis BPS, tidak ada penurunan daya beli masyarakat. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa perlunya kewaspadaan pada 40% masyarakat berpendapatan ke bawah. Sebab, kelompok ini mengalami tekanan daya beli.

"Kita lihat bulan lalu kalau upah buruh riil turun, nilai tukar petani naik tipis sekali, tetapk kalau triwulanan juga turun. Itu merupakan sebuah indikasi bahwa kita perlu memberikan perhatian ekstra kepada 40% lapisan ke bawah," kata Suhariyanto, Senin (6/11) lalu.


Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan terus mendorong daya beli kelompok masyarakat kelas bawah. Caranya, melalui pemberian bantuan sosial berupa bantuan pangan nontunai.

Selain itu, pemerintah juga meng-cover Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Jadi pemerintah terus memberikan itu," kata Suahasil, Selasa (7/11) kemarin.

Pemerintah juga berharap, pertumbuhan investasi yang sangat tinggi di kuartal ketiga tahun ini, yang mencapai 7% akan mendorong kegiatan ekonomi. Sementara pertumbuhan ekspor yang mencapai 17% juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap ekonomi.

"Kami harap sih secepat mungkin (dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga). Harga komoditas naik, ekspor dan impor naik kan berarti ada kegiatan ekonomi naik yang kami harap ke depan memutar multiplier effect," tambahnya.

Meski melemah di kuartal ketiga, Suahasil berharap pertumbuhan konsumsi rumah tangga terus meningkat menjadi 5%-5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto