Bansos Ditambah untuk Jaga Daya Beli Masyarakat Miskin, Ini Kata Ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah sudah menyediakan tambahan bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun. Harapannya, ini bisa menjaga daya beli masyarakat di tengah peningkatan harga.

Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz menilai, sebenarnya besaran tambahan bantuan sosial tersebut perlu ditambah agar bisa mencakup semua kalangan miskin dan rentan.

“Untuk daya beli mungkin akan terbantu, tetapi mungkin perlu tambahan. Baiknya sekitar Rp 120 triliun hingga Rp 140 triliun yang dibutuhkan bila mencakup semua kalangan miskin dan rentan,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Minggu (4/9).


Namun, Faiz menduga, tambahan Rp 24,17 triliun tersebut kemungkinan masih di tahap awal. Sehingga, masih terbuka kemungkinan pemerintah akan menambah bantuan sosial bila memang dirasa perlu.

Baca Juga: Ekonom: Tambahan Bansos Rp 24,17 Triliun Cukup untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Adapun harga BBM yang dikerek oleh pemerintah adalah harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga BBM Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian Solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, serta Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Dengan peningkatan ini, Faiz memperkirakan inflasi tahunan akan berada di level 6,1% pada akhir 2022, atau melampaui batas atas kisaran sasaran BI dan pemerintah yang sebesar 4%. Bahkan, peningkatan inflasi diperkirakan berlanjut, setidaknya pada paruh pertama tahun 2023.

“Inflasi pada akhir tahun ini akan berada di 6,1%, kemudian inflasi akan berlanjut sehingga puncaknya ada pada kuartal II-2022, dengan inflasi tahunan menyentuh 7,4%,” tandas Faiz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari