KONTAN.CO.ID - Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) pada hari Senin (22/1) kompak berpendapat bahwa pembentukan negara Palestina adalah satu-satunya cara yang pas untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Suara UE itu sekaligus menentang pendapat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang secara tegas menentang gagasan tersebut. "Pernyataan Benjamin Netanyahu mengkhawatirkan. Akan ada kebutuhan akan negara Palestina dengan jaminan keamanan bagi semua pihak," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, dikutip
AP News.
Baca Juga: Israel Ajukan Permohonan Gencatan Senjata Selama Dua Bulan Kepada Hamas Dukungan Uni Eropa untuk Palestina
UE adalah penyedia bantuan terbesar di dunia untuk Palestina dan hanya memberikan dukungan kecil terhadap Israel, meskipun negara itu adalah mitra dagang terbesarnya. Para anggota UE yang berjumlah 27 negara memiliki pendekatan yang berbeda-beda terkait konflik Palestina-Israel. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya korban jiwa di Gaza, para pejabat UE perlahan mulai menentang serangan brutal Israel di Gaza. "Gaza berada dalam situasi yang sangat mendesak. Ada risiko kelaparan. Ada risiko epidemi. Kekerasan harus dihentikan," ungkap Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib. Belgia saat ini berperan sebagai pemimpin UE. Lahbib mengatakan, solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk membangun perdamaian dengan cara yang tahan lama di kawasan.
Baca Juga: Serangan Israel Melumpuhkan Sejumlah Rumah Sakit di Khan Younis, Gaza Saat ini para menteri Eropa masih ingin mendengar tentang rencana Israel di masa depan. Mereka khawatir Israel akan terus melancarkan serangan dan mengusir bangsa Palestina. "Apa solusi lain yang ada dalam pikiran mereka? Untuk membuat semua orang Palestina pergi? Untuk membunuh mereka?," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell, yang memimpin pertemuan hari Senin. Sejalan dengan itu, Spanyol mengusulkan diadakannya konferensi perdamaian untuk membahas apa yang mungkin terjadi setelah pertempuran berakhir. Usulan tersebut mendapatkan dukungan dari sejumlah negara UE, namun mereka juga mengatakan bahwa upaya itu akan sia-sia jika Israel tidak hadir.
Baca Juga: Israel Ingin Sandera Dibebaskan, Tapi Tidak Ingin Perang Dihentikan Israel Masih Ingin Berperang
Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporan terbarunya mencatat bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah melebihi angka 25.000. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang juga hadir dalam pertemuan hari Senin, bersikeras untuk terus melakukan serangan demi memulihkan keamanan negaranya dan membebaskan sandera. Katz justru meminta pengertian para mitranya dengan mengatakan bahwa pasukan Israel kini sedang berperang dalam kondisi sulit. "Kami harus memulihkan keamanan kami. Prajurit kami yang pemberani bertempur dalam kondisi sulit. Tujuan pemerintah Israel sudah jelas, untuk membawa kembali sandera dan memulihkan keamanan bagi warga Israel," kata Katz.