Bantah Prabowo, Bappenas: E-commerce mendorong investasi langsung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu lalu, calon presiden Prabowo Subianto khawatir pesatnya pertumbuhan e-commerce dapat menyebabkan arus dana pergi ke luar negeri alias capital outflow. Menaggapi hal tersebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro justru memastikan perkembangan e-commerce bahkan sampai tingkat unicorn dapat mendorong foreign direct investment (FDI).

"Misalkan unicorn kita sahamnya sebagian dimiliki asing yang tadinya milik lokal, itu kalau dihitungan balance of payment itu inflow (arus masuk)," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Beppenas) Bambang Brodjonegoro usai memberi paparan di Workshop Nasional Fortifikasi Pangan Nasional di Hotel Ayana Midplaza, Selasa (19/2).

Memang, sebagai resiko adanya arus dana asing yang masuk, ada kewajiban deviden. Namun, jauh lebih besar inflow daripada deviden outflow.


"Dan kita juga melihat kalau unicorn ini berkembang, sebagian deviden dipake untuk investment lagi," jelas Bambang.

Di Indonesia, terdapat empat perusahaan yang berstatus sebagai unicorn antara lain Go-jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Unicorn adalah status untuk startup yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Go-jek mendapatkan gelar unicorn setelah menerima dana US$ 550 juta dari konsormiun delapan investor. Valuasi Go-Jek juga menerima dana tambahan sebesar US$ 1,2 miliar dari perusahaan Tencent Holdings dan JD.com.

Sedangkan Tokopedia, menjadi unicorn setelah enam tahun beroperasi. Tokopedia mendapatkan pendanaan paling besarnya pada tahun lalu, total dana US$ 1,1 miliar dari Alibaba.

Untuk Traveloka, berstatus unicorn setelah mendapatkan suntikan dana pada tahun 2016 dan 2017 dari Expedia, East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital. Dengan total dana sebesar US$ 500 juta.

Terakhir, Bukalapak mendapatkan gelarnya sebagai unicorn pada tahun 2017. Kendati demikian, belum ada data dari Bukalapak terkait investor yang menanamkan dananya di startup tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi