Bantah prediksi IMF, Arab Saudi: Kami bisa lebih baik



KONTAN.CO.ID - RIYADH. Dengan yakin dan percaya diri, Menteri Keuangan Arab Saudi meragukan prediksi IMF yang menyebut bahwa perekonomian Arab Saudi akan mengalami kontraksi 6,8% sampai akhir tahun ini.

Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al-Jadaan pada hari Rabu (8/9) waktu setempat, mengatakan bahwa Arab Saudi mampu melakukan lebih baik dari prediksi IMF yang dinilainya terlalu pesimis.

Pernyataan ini diungkapkan Al-Jadaan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh World Economic Forum yang melibatkan dirinya dan direktur pelaksana IMF, Kristilina Georgieva.


"Kmai mungkin akan mengakhiri tahun 2020 dengan tren yang negatif, tetapi mungkin tidak akan seburuk ekspektasi OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada anggota G20. Saya menatang Kristilina, bahwa kamu akan berada jauh di bawah ekspektasi mereka dalam pertumbuhan negatif tahun 2020," ungkap Al-Jadaan, seperti dikutip dari Arab News.

Sang menteri menambahkan, Arab Saudi akan menyongsong pertumbuhan ekonomi yang sehat pada tahun 2021 mendatang. Hal ini juga sejalan dengan prediksi IMF yang memperkirakan adanya pertumbuhan sebesar 3,1% pada tahun depan.

Baca Juga: Harga minyak dunia naik lebih dari 3% di tengah bayang-bayang kekhawatiran permintaan

Kritik Saudi terhadap prediksi IMF ini bukanlah yang pertama terjadi. Sebelumnya sejumlah pejabat senior Saudi kerap menyangkal prediksi IMF terkait pertumbuhan ekonomi negara mereka.

IMF telah secara signifikan menurunkan prospek pertumbuhan perekonomian Arab Saudi dalam World Outlook Forecast pada bulan Juni, dari penurunan 2,3% menjadi 6,8%. Hal ini didasari oleh penurunan pendapatan minyak dan pandemi Covid-19 yang menyerang berbagai sektor perekonomian.

Meskipun cukup percaya diri, Al-Jadaan tetap menyadari betul adanya dampak berkelanjutan akibat pandemi Covid-19 ini terhadap perekonomian Arab Saudi. Ia juga menyebut bahwa Arab Saudi belum sepenuhnya terbebas dari ancaman.

"Prospeknya cukup baik. Tanggapan pemerintah atas utang sangatlah bijaksana. Kami juga menghadapi guncangan di pasar minyak dan penurunan pendapatan. Tapi, karena kekuatan 'amplop fiskal' kami, kami dapat mengelola itu semua dengan baik," tambah Al-Jadaan.

Dalam pertemuan virtual ini Al-Jadaan memuji tindakan G20 yang menjanjikan keringanan utang untuk 73 egara yang paling rentan. Arab Saudi yang tahun ini menjadi presiden G20, mengungkapkan bahwa semua negara anggota perlu merasakan penderitaan negara-negara yang kurang mampu.

Selanjutnya: Analis menyarankan pilih saham barang konsumsi di tengah pelemahan harga minyak