KONTAN.CO.ID - PANDEGLANG. Usai bencana tsunami melanda pesisir Selat Sunda pada akhir tahun lalu tepatnya pada 22 Desember 2018 kini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung terus bangkit. PT Banten West Java pengelola Tanjung Lesung menyebut ada beberapa pembangunan yang terus dilakukan guna tarik wisatawan datang berlibur disana Direktur Utama PT Banten West Java (BWJ) Poernomo Siswoprasetijo menuturkan pihaknya kini terus menata kawasan yang mengandalkan wisata pantai tersebut.
Baca Juga: Jurus Bupati Pandeglang Irna Narulita mendorong pariwisata selepas tsunami tahun lalu "Setelah mengalami musibah kita memang mengalami tahap recovery dan kita melakukan perencanaan - perencanaan dan pembangunan serta penataan - penataan di dalam kawasan ini," jelas Poernomo kepada KONTAN ditemui di Resort Tanjung Lesung akhir September lalu. Recovery tak hanya sebatas pembangunan fisik saja adapula kerja sama dengan BMKG dan Pemerintah Daerah dalam hal mitigasi apabila terjadi bencana. Ia menambahkan bahwa Pemerintah melalui BMKG mendukung dengan menyiapkan radar. Radar berupa radar tsunami yang dapat mendeteksi jarak 200 km beserta radar gempa yang akan menjadi peringatan dini apabila terjadi sesuatu di Kawasan Tanjung Lesung.
Baca Juga: Ini penampakan kamar yang kerap ditiduri Presiden Soeharto jika berlibur ke Peucang Antusiasme wisatawan kembali terlihat disebut Poernomo sejak beberapa bulan lalu tepatnya saat libur lebaran. "Di akhir bulan ini justru lebih banyak wisatawan asing dari Eropa seperti Prancis ada tamu beberapa rombongan datang, lalu ada dari Belanda, mereka dan tinggal 5 hingga 6 malam, turis dari Australia juga," sambungnya. Pengembangan kawasan tak lepas dari investor yang terus digaet BWJ. Pembangunan ditujukan untuk sarana-sarana pariwisata di kawasan Tanjung Lesung. Memiliki luas sekitar 13 kilometer sepanjang bibir pantai Tanjung Lesung memang unggul menawarkan wisata birunya laut. Berbagai karakteristik dari lokasi wisata mulai pantai pasir putih hingga spot snorkling di Tanjung menjadi daya tarik yang akan terus dikembangkan BWJ.
Bukan hanya wisata saja yang dikembangkan, saran penginapan tak luput untuk digenjot pengembangannya. "Kami targetkan beberapa hotel baru di kawasan ini tumbuh, misalnya satu kawasan rumah wisata atau homestay, yang masyarakat bisa memiliki dan disewakan kembali. Ini memberikan nilai lebih buat lesung berkembang," kata Poernomo.
Baca Juga: Wisata unik, telusuri jalur badak jawa mandi di Pulau Handeuleum Tak hanya itu ada juga investor asal Australia yang tengah kembangkan penginapan bagi mereka para backpacker. Peran pemerintah melalui departemen perindustrian juga ada dalam pengembangan wadah IKM di Tanjung Lesung yaitu. "Tahun ini ada 4 atau 5 proyek, tahun depan sekitar 5 proyek juga. Ada kompleks Ladda Beach, Ladda Bay Village. Investor Australia, hotel untuk backpaker, lalu ada Mongolian Culture Center tahun ini kita kembangkan lagi. Air strip kita terus kembangkan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ada regular flight kesini," terang Poernomo.
Editor: Yudho Winarto