Bantu Pemerintah Capai Net Zero Emission, Ini Strategi Pertamina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE). Terdapat tiga strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan, tiga strategi tersebut di antaranya, pertama, menjaga bisnis yang sudah ada dengan melakukan metodologi operasi yang berbeda.

“Kami melakukan beberapa inisiatif untuk dekarbonisasi. Jadi, bisnis warisan kami sebenarnya karbon positif, tetapi melalui program dekarbonisasi, kami menguranginya, ini untuk jangka pendeknya. Tapi, kami juga memiliki mitigasi untuk jangka panjang,” tutur Nicke dalam agenda ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9).


Baca Juga: Indonesia Targetkan Potensi Kerja Sama di Forum Indo-Pasific Mencapai US$ 50 Miliar

Dia mencontohkan, untuk bisnis minyak, Pertamina mengembangkan dua agenda utama mengenai aset eksisting, mengubah kilang minyak menjadi kilang minyak hijau sehingga bisa meningkatkan dan mempercepat bioenergi.

Kedua, mengintegrasikan kilang dengan industri petrokimia. Ketiga, mengembangkan bisnis zero carbon atau bisnis netral karbon.

Menurutnya Pertamina mempunyai potensi yang besar di geothermal atau energi panas bumi, tenaga hidro, sehingga ada inisiatif netral karbon.

“Karena kami masih memiliki aktivitas bisnis yang karbon positif, kami memiliki inisiatif untuk karbon negatif, yaitu Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). dan nature-based solution atau solusi berbasis alam (NBS). Indonesia memiliki potensi berlimpah di CCUS dan NBS serta material penting untuk transisi energi,” jelasnya.

Baca Juga: Pertamina Ajak Pengendara Cek Uji Emisi Kendaraan Gratis di 14 SPBU

Selain itu Indonesia juga memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar, keenam terbesar di bauksit, dan ketujuh terbesar di tembaga. Selain itu juga memiliki 400 gigaton potensi cadangan karbon untuk CCUS dan NBS.

“Selain itu Indonesia juga memiliki dengan hutan hujan terluas di dunia. Jadi itu tiga agenda utama yang harus diatur secara paralel untuk menuju transisi energi dan mengurangi emisi karbon secara terjangkau,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi