KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek gulir wabah virus corona telah memukul aktivitas ekonomi dan bisnis di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Pandemi corona bukan hanya berdampak pada kesehatan, detak perekonomian di dalam negeri pun mulai melemah seiring meluasnya penyebaran Covid-19. Pemerintah pun tak tinggal diam. Selain berjibaku membendung penyebaran virus corona, sejumlah kebijakan sudah disiapkan untuk mencegah perekonomian semakin terpuruk. Pasalnya, dari mulai pedagang, sopir angkot, pengemudi ojek online, hingga pengusaha pusat perbelanjaan dan travel perjalanan, terkena imbas corona. Buruh pabrik juga harap-harap cemas lantaran dibayangi oleh ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) menyusul pembatasan jam produksi dan kondisi keuangan perusahaann yang berat. Tak laput, sejumlah sektor industri terjangkit efek ganda corona yang telah merontokan nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran terkait ekonomi Indonesia tahun ini yang tertekan hebat akibat pandemi corona. Jika pandemi tersebut tidak segera diatasi, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 2,5% atau bahkan 0% alias tidak tumbuh pada tahun 2020 ini. Melihat kondisi rakyat Indonesia yang mulai kesulitan, salah satu crazy rich Indonesia, Dato' Sri Tahir sekaligus pendiri Mayapada Group, juga tak tinggal diam. Lewat Tahir Foundation, pengusaha ini menggelontorkan bantuan hingga Rp 52 miliar untuk penanganan dampak Covid-19. Rencananya bantuan tersebut dilurcurkan besok, Jumat (27/3).
Bantu penanganan efek Covid-19, Tahir salurkan bantuan Rp 52 miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek gulir wabah virus corona telah memukul aktivitas ekonomi dan bisnis di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Pandemi corona bukan hanya berdampak pada kesehatan, detak perekonomian di dalam negeri pun mulai melemah seiring meluasnya penyebaran Covid-19. Pemerintah pun tak tinggal diam. Selain berjibaku membendung penyebaran virus corona, sejumlah kebijakan sudah disiapkan untuk mencegah perekonomian semakin terpuruk. Pasalnya, dari mulai pedagang, sopir angkot, pengemudi ojek online, hingga pengusaha pusat perbelanjaan dan travel perjalanan, terkena imbas corona. Buruh pabrik juga harap-harap cemas lantaran dibayangi oleh ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) menyusul pembatasan jam produksi dan kondisi keuangan perusahaann yang berat. Tak laput, sejumlah sektor industri terjangkit efek ganda corona yang telah merontokan nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran terkait ekonomi Indonesia tahun ini yang tertekan hebat akibat pandemi corona. Jika pandemi tersebut tidak segera diatasi, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 2,5% atau bahkan 0% alias tidak tumbuh pada tahun 2020 ini. Melihat kondisi rakyat Indonesia yang mulai kesulitan, salah satu crazy rich Indonesia, Dato' Sri Tahir sekaligus pendiri Mayapada Group, juga tak tinggal diam. Lewat Tahir Foundation, pengusaha ini menggelontorkan bantuan hingga Rp 52 miliar untuk penanganan dampak Covid-19. Rencananya bantuan tersebut dilurcurkan besok, Jumat (27/3).