KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi kian tumbuh dan dimanfaatkan banyak sektor usaha. Misalnya saja proses administrasi tagihan pembayaran. Dari awalnya hanya dilakukan dengan surat menyurat kini sudah bisa dilakukan melalui platform
invoice digital. Salah satu penyedia jasa ini adalah Paper.id. Startup ini menawarkan layanan yang memudahkan pengelolaan piutang dan utang. Bagaimana pembuatan
invoice, rekonsiliasi otomatis, hingga pencocokan dokumen yang akurat. Selain itu, startup yang berdiri sejak ini juga berfokus memfasilitasi berbagai metode pembayaran, termasuk pembayaran bisnis dengan kartu kredit yang memungkinkan perpanjangan tempo.
CEO dan Co Founder Paper.id, Yosia Sugialam menyebut dengan bantuan Paper.id, UMKM bisa menghemat 90% pembiayaan administrasi
invoice dan pembayaran kepada pembeli, karena semuanya sudah berbentuk digital, bahkan hingga elektronik materai. Disamping itu, UMKM juga bisa menghemat pengeluaran untuk perekrutan karyawan hanya untuk mengurus ribuan
invoice. Pembuatan
invoice menggunakan PO
form dalam fitur Paper.id mampu mempercepat prosesnya hingga 80%, “Kami juga membantu UMKM yang misalnya
cash flow nya yang lagi bermasalah karena mungkin mereka juga belum dibayar oleh pembelinya. Nah ketika ingin membeli bahan baku, mereka bisa bayar dulu pakai Paper.id dengan metode cicilan,” tutur Yosia.
Baca Juga: Paper.id Raih Pendanaan Seri B, Siapkan Rencana Perluas Layanan Bisnis di 2024 Menurutnya, Paper.id juga merupakan pengusung pertama pembayaran cicilan pada segmen
business to business (B2B) di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, dalam mengembangkan bisnis memang tantangan yang paling sulit adalah dalam mengelola pembayaran. Namun dengan hadirnya Paper.id, sebanyak 600.000 lebih UMKM di berbagai sektor di Indonesia telah terbantu. “Biasanya cicilan itu bentuknya misalnya B2C (
business to consumer). Namun kita tau bahwa kendala pengusaha adalah
cash flow, kita mungkin yang pertama kalinya B2B di Indonesia bisa cicil dengan B2B,” ungkapnya. Adapun untuk memperluas layanannya, Yosua menyebut pihaknya akan membuka layanan
cross-border payment untuk membantu para pengusaha ekspor atau yang memiliki
supplier dan pembeli di luar negeri. Rencananya sistem pembayaran ke luar negeri tersebut akan dimulai pada kuartal III atau IV 2024 ini. Namun, untuk melayani sistem pembayaran
corss-border, pihaknya juga akan berhati-hati dan memastikan tidak sistem pembayaran tersebut tidak akan digunakan untuk
money laundry, dan memastikan pihak yang membayar tersebut terverifikasi. Tahun lalu, Paper.id mencatatkan pertumbuhan TPV (
Transaction Processed Value) lebih dari 30 kali lipat dibandingkan tahun 2021. Melihat pertumbuhan yang menjanjikan itu, hari ini Paper.id mengumumkan selesainya penggalangan dana Seri B yang dipimpin oleh Square Peg dengan partisipasi SMBC Asia Rising Fund dan Argor yang telah menjadi investor di putaran sebelumnya. “Saya juga nyatakan dan ini divalidasi juga oleh investor, Paper itu saat ini adalah B2B
payment dan
invoice in company terbesar di Indonesia,” ungkapnya. Tunas Jaya Manggala, perusahaan F&B yang berfokus pada distribusi telur dan produksi kemasannya telah menggunakan Paper.id selama lebih dari empat tahun.
Founder PT Tunas Jaya Manggala Deni Setia Wahyu menyampaikan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya Paper.id.
“Awalnya kami serba manual, namun Paper.id fiturnya sudah lengkap mulai dari
invoicing hingga pembayaran digitalnya. Jadi kami sangat terbantu,” tutur Deni. Dengan Paper.id, semua proses dari
sales dan
purchase order hingga laporan keuangan serta laba rugi dapat dilakukan dari satu aplikasi. Disamping itu, Ia juga menyampaikan, dengan pembayaran digital dengan Paper.id memungkinkan pembeli dan Tunas Jaya Manggala untuk membayar tagihan bisnis dengan kartu kredit, sehingga tempo pembayaran dapat lebih panjang dengan biaya transaksi yang terjangkau. Hal ini membantu bisnis untuk menjaga arus kas yang sehat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih