Bantuan Keamanan AS Segera Mengalir Lagi ke Ukraina, Nilainya US$600 Juta



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat masih belum kehabisan dana untuk memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina di masa perang. Kali ini Washington akan memberikan paket bantuan baru yang nilainya mencapai US$600 juta.

Dalam pernyataannya hari Kamis (7/9), Pentagon secara jelas mengatakan bahwa paket bantuan baru ini akan mendukung kebutuhan Ukraina di medan perang, sekaligus menegaskan dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap Ukraina.

AS telah menjanjikan bantuan militer lebih dari US$43 miliar kepada Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022.


Mengutip The Straits Times, bantuan itu tidak akan langsung tiba di medan perang karena ada di bawah Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Inisiatif ini membuat AS membeli peralatan dari industri pertahanan atau mitranya, bukan mengambil dari persediaannya sendiri.

Baca Juga: Rusia Kembali Produksi Drone Kamikaze untuk Memenuhi Kebutuhan Perang

Pengumuman mengenai bantuan keamanan baru ini keluar hanya satu hari setelah AS menjanjikan lebih dari US$1 miliar bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.

Paket bernilai besar itu akan mencakup pasukan peluru depleted uranium 120mm untuk tank M1 Abrams yang diperkirakan akan dikirimkan sebelum akhir tahun ini.

Masuknya paket amunisi uranium menimbulkan kontroversi penggunaannya dinilai mampu berdampak pada masalah kesehatan seperti kanker dan cacat lahir. Efek ini bisa muncul di wilayah dimana amunisi tersebut digunakan dalam konflik.

Baca Juga: Rusia: Pasokan Senjata Uranium Amerika ke Ukraina adalah Tindakan Kriminal

Rusia telah secara terbuka mengecam keras keputusan AS untuk menyediakan amunisi uranium, namun Wakil Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh, membela tindakan tersebut.

Sabrina menjelaskan bahwa peluru jenis itu adalah yang paling efektif untuk kondisi perang saat ini.

"Kami merasa ini akan menjadi serangan yang paling efektif untuk melawan tank-tank Rusia dan akan membantu Ukraina untuk bertahan," katanya.

Material depleted uranium, yang merupakan hasil sampingan dari proses pengayaan nuklir, mampu membuat peluru menembus lapisan baja berat dan dianggap ideal untuk digunakan dalam amunisi yang dirancang untuk menargetkan tank.