KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan berbagai upaya pemerintah terus dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga pangan agar daya beli masyarakat dan inflasi pangan tetap terkendali. Salah satunya dengan meluncurkan bantuan pangan beras tahap kedua yang menyasar pada masyarakat pendapatan rendah. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, bantuan pangan beras tahap kedua sudah tersalurkan sebanyak 120.275 ton atau 59,89% dari alokasi untuk Bulan September di 38 provinsi. Adapun alokasi penyaluran bantuan pangan beras untuk bulan September sebanyak 200.826 ton.
“Saat ini bantuan pangan tahap kedua telah tersalurkan mencapai 59,89% sehingga diharapkan dapat berfungsi sebagai bantalan yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya bagi 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM),” ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (27/9). Arief menambahkan, upaya intervensi ini harus terus dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Terutama masyarakat berpendapatan rendah dan menekan laju kenaikan harga beras. "Tentunya hal ini akan berdampak pada pengendalian inflasi,” terang dia.
Baca Juga: Badan Pangan Nasional Sebut Harga Beras Berangsur Turun Selanjutnya dalam rangka stabilisasi harga beras serta antisipasi terus berlanjutnya kenaikan harga di tingkat konsumen, Bapanas juga terus mendorong percepatan penyaluran beras SPHP sebanyak 784.000 ton. Yakni melalui SIGAP SPHP dan penyaluran cadangan beras pemerintah di Pasar Induk Beras Cipinang dengan target total 4.500 ton. Serta gerakan pangan murah yang juga terus digencarkan di berbagai wilayah. Kemudian gerakan pangan murah juga terus dilaksanakan dan di pasar pasar juga digelontorkan baik di PIBC sebagai barometer nasional dan pasar tradisional maupun modern. Sehingga nanti memberikan alternatif konsumen untuk membeli beras SPHP dengan harga 10.900 per kg. Langkah intervensi yang dilakukan NFA bersama Perum Bulog dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog berdampak pada tren penurunan harga beras medium (IR 64 III) secara gradual per tanggal 22 September 2023 menyentuh harga Rp.11.861 per kg. Data BPS menyebutkan pada Agustus 2023, beras memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,05% dan secara akumulatif. Di mana, hingga Agustus 2023, beras mengalami inflasi sebesar 7,99% secara year to date (YTD).
Baca Juga: Inflasi pada Tahun Depan Diprediksi Terlecut El Nino “Kondisi saat ini memang hampir semua negara mengalami kenaikan harga pangan, namun Indonesia termasuk yang dalam batas masih bisa dikendalikan, ini yang harus kita jaga bersama" ungkap Arief. Seperti diketahui, bantuan pangan beras ini akan digelontorkan selama tiga bulan yaitu September, Oktober, dan November 2023. Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) mendapatkan 10 kg beras dalam tiga kali penyaluran. Adapun total bantuan pangan beras yang digelontorkan mencapai 640.000 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari