KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau masih mengalami banyak kendala, pemerintah akan tetap memperluas penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT). Jika saat ini jumlah penerima BPNT hanya sebanyak 1,2 juta keluarga penerima, pada April 2018 akan ditambah sebanyak 2,36 juta keluarga penerima. Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial (Kemsos) Andi Z.A. Dulung mengatakan, dengan penambahan jumlah penerima bantuan pangan non tunai sebanyak 2,36 juta, maka total keluarga penerima manfaat BPNT akan bertambah dari sebelumnya 1,2 juta, menjadi 3,56 juta keluarga penerima. Penyaluran tambahan bantuan pangan itu akan dilakukan mulai April ini. "Targetnya penambahan penerima bantuan mulai dilaksanakan 25 April 2018," kata Andi kepada KONTAN, pekan lalu.
Andi yakin target pencairan BPNT untuk 3,56 juta keluarga akan tercapai, sebab menurutnya, semua keperluan dan sarana, seperti dari sisi perbankan dan penyediaan e-warong sudah siap. "Sudah siap, makanya langsung dimulai perluasannya," katanya. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bilang, selain memperluas cakupan keluarga penerima manfaat, pemerintah juga akan memperluas cakupan wilayah penerima BPNT. Untuk tahun ini, pemerintah akan menyasar beberapa daerah baru antara lain, Banda Aceh, Solok, Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Tanjung Pinang. Banyak kendala Seperti diketahui, Bantuan Pangan Non Tunai adalah program bantuan sosial yang menggantikan pemberian bantuan pangan langsung dalam bentuk beras, atau disebut dengan beras sejahtera (Rastra). Jika dalam bantuan langsung pemerintah menyalurkan 15 kilogram (kg) beras per bulan per keluarga, akan diganti menjadi dalam bentuk rekening senilai Rp 110.000 per bulan per keluarga. Uang bantuan sebesar itu tidak bisa dicairkan tunai dan hanya bisa untuk membeli kebutuhan pangan seperti beras, telur, gula, dan minyak goreng. Namun untuk tahun ini, rencananya pemerintah akan lebih membatasi komoditas pangan yang bisa dibeli dari BPNT, yaitu hanya untuk beras dan telur saja. Pada tahap pertama tahun 2016–2017, pemerintah menyalurkan BNPT kepada 1,2 juta penerima di 44 kabupaten kota. Ditargetkan hingga 2019, sebanyak 10 juta penerima rastra akan mendapatkan bantuan jenis ini. Dalam penyalurannya, pemerintah bekerjasama dengan bank-bank pelat merah atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Pemerintah juga membentuk e-warong sebagai agen penjualan bahan pangan.
BNPT menjadi bagian dari bantuan sosial pangan untuk masyarakat miskin dengan anggaran Rp 21 triliun pada tahun ini. Anggaran tersebut diperuntukkan bagi 15,4 juta keluarga kurang mampu penerima manfaat. Terkait penyaluran BNPT tahap pertama, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menemukan banyak kendala. Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widiyanto sebelumnya mengatakan, pemanfaatan BPNT tahun lalu sedikit melibatkan warung di pasar dan pinggir jalan, sebab Kemsos memperbanyak e-warong. "Ada gejala Kemsos mau buat warung sendiri," katanya. Masalah lain soal pemaketan dalam pembelian bahan pangan yang mengurangi keleluasaan penerima manfaat menggunakan dananya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi