Banyak aksi private placement, ini kata analis



JAKARTA. Aksi mendulang dana dengan cara menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias private placement gencar dilakukan emiten. Beberapa emiten yang siap melakukan private placement diantaranya PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Provident Agro Tbk (PALM), dan PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM).

Aksi korporasi dari emiten ini perlu menjadi perhatian investor. Soalnya, belum tentu private placement membawa dampak baik buat emiten.

Supriyadi, Kepala Riset OSO Securities mengatakan, private placement merupakan cara tercepat menggalang dana. Namun, ada beberapa hal yang perlu dicermati.


Pertama adalah prospek fundamental emiten. Karena investor tak memiliki hak untuk menyerap saham baru, maka perlu diperhatikan, apakah pendanaan dari aksi ini akan membuat prospek fundamentalnya semakin bagus. 

Dia memberi contoh, aksi private placement PWON akan membawa dampak positif untuk perseroan karena dananya bakal digunakan untuk ekspansi. Begitu pun yang dilakukan oleh TOWR. Terutama karena kedua emiten tersebut juga memiliki kinerja keuangan yang lumayan moncer. 

"Sebenarnya emiten ini hanya butuh dana cepat, dan juga lebih mudah dibandingkan jika menerbitkan surat utang," jelas Supriyadi, Kamis (29/5).

Kedua, investor harus mencermati siapa pembeli strategis saham baru tersebut. Soalnya, banyak emiten yang hanya ingin mengambil kesempatan untuk backdoor listing perusahaan lain. Padahal, belum tentu perusahaan tersebut akan membawa kinerja baik buat emiten. 

Aksi korporasi ini bisa mempengaruhi pergerakan harga saham emiten. Jika harga yang ditawarkan cukup premium, biasanya harga saham akan mengikuti pergerakan ke atas. "Tetapi belum tentu juga akan berdampak ke pergerakannya. Tetap saja akan tergantung fundamental," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan