KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pinjaman yang disalurkan oleh fintech lending terus tumbuh, justru banyak pemain fintech lending yang berguguran dengan mengembalikan tanda terdaftarnya. Mayoritas dari mereka dinilai tidak memiliki kinerja yang positif sehingga menyerah dan sejatinya berpeluang untuk melakukan kolaborasi dalam bentuk merger. Kalau melihat data OJK hingga paruh pertama tahun ini, baki debet pembiayaan fintech lending sejatinya tumbuh signifikan hingga 98,13% secara tahunan menjadi Rp 23,38 triliun. Sebaliknya, jumlah pelaku fintech lending malah terus berkurang sejak akhir tahun lalu yang berjumlah 149 pemain kini hanya tersisa 121 pemain. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan mengakui bahwa saat ini kontribusi tiap pemain fintech lending masih belum rata. Berdasarkan catatannya, 20% dari jumlah pemain fintech lending yang ada saat ini telah menguasai 77,5% pangsa pasar yang ada.
Banyak fintech lending berguguran, apakah ada peluang untuk merger?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pinjaman yang disalurkan oleh fintech lending terus tumbuh, justru banyak pemain fintech lending yang berguguran dengan mengembalikan tanda terdaftarnya. Mayoritas dari mereka dinilai tidak memiliki kinerja yang positif sehingga menyerah dan sejatinya berpeluang untuk melakukan kolaborasi dalam bentuk merger. Kalau melihat data OJK hingga paruh pertama tahun ini, baki debet pembiayaan fintech lending sejatinya tumbuh signifikan hingga 98,13% secara tahunan menjadi Rp 23,38 triliun. Sebaliknya, jumlah pelaku fintech lending malah terus berkurang sejak akhir tahun lalu yang berjumlah 149 pemain kini hanya tersisa 121 pemain. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan mengakui bahwa saat ini kontribusi tiap pemain fintech lending masih belum rata. Berdasarkan catatannya, 20% dari jumlah pemain fintech lending yang ada saat ini telah menguasai 77,5% pangsa pasar yang ada.