KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan tanggapan terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Berbagai tanggapan tersebut disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR ke-18 yang digelar hari ini, Selasa (28/5) yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Agus Hermanto. Masing-masing juru bicara dari 10 fraksi menyampaikan kritik dan masukan terhadap dasar yang akan menjadi acuan RAPBN 2020. Target pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang dipatok pemerintah pada kisaran 5,3% hingga 5,6% menjadi salah satu sorotan utama seluruh fraksi. Beberapa fraksi menilai target tersebut terlalu optimistis di tengah proyeksi perlambatan ekonomi global serta belum tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir.
Juru bicara fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H. Sukamta mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan pemerintah untuk 2020 di satu sisi lebih rendah dibandingkan pengajuan tahun sebelumnya 5,4%-5,8%. "Hal ini menunjukkan pemerintah semakin tidak optimistis terhadap kinerja ekonomi tahun depan. Tapi, pemerintah periode sekarang juga selama ini tidak bisa mencapai target pertumbuhan yang dijanjikan yaitu 7%," ujarnya. Fraksi PKS menyampaikan, rata-rata realisasi pertumbuhan ekonomi dari tahun 2015 hingga kuartal I-2019 hanya 5%. Menurut PKS, pemerintahan Jokowi gagal memenuhi janji ekonominya sehingga berdampak pada indikator-indikator kesejahteraan rakyat seperti penciptaan lapangan kerja yang lebih sedikit. "Fraksi PKS meminta pemerintah menyampaikan target dengan rentang yang lebih realistis terutama mengingat target pertumbuhan yang dirumuskan pemerintah dalam APBN selalu gagal tercapai," lanjutnya.