KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan bertemu untuk membahas masalah kelapa sawit. Kedua negara merupakan produsen terbesar kelapa sawit di dunia. Pembicaraan dilakukan mengingat saat ini kelapa sawit mengalami banyak tantangan dalam perdagangan. "Banyak tantangan yang sedang dihadapi kelapa sawit oleh karena itu kira-kira kedua pemimpin akan bicara mengenai kelapa sawit," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers, Jumat (9/8).
Baca Juga: Bagi yang suka salad, rasa pahit sayuran berbeda di setiap negara Kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor bagi kedua negara. Retno bilang bila dikombinasikan, produksi kelapa sawit kedua negara merupakan yang terbesar di dunia. Asal tahu saja, hambatan industri kelapa sawit saat ini terus dilakukan oleh sejumlah negara. Salah satunya adalah Uni Eropa (UE) yang melakukan diskriminasi atas minyak sawit. Salah satunya adalah implementasi kebijakan
Renewable Energy Directive (RED) II. Hal itu akan melarang penggunaan minyak sawit dalam biofuel di UE.
Baca Juga: Khasiat sawi putih bagi penderita penyakit ginjal dan yang jalani program diet Implementasi kebijakan tersebut akan merugikan bagi ekspor minyak sawit Indonesia. Berdasarkan keterangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terdapat 800.000 ton ekspor Indonesia dalam bentuk biodiesel dan sekitar 1,5 juta ton merupakan minyak sawit yang diproduksi UE untuk biodiesel. Retno juga menambahkan bahwa pertemuan kedua negara merupakan bentuk penguatan ekonomi. Malaysia merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia.
"Malaysia mitra dagang ketujuh terbesar atau tujuan ekspor terbesar keenam bagi Indonesia," terang Retno. Di ASEAN sendiri, Malaysia merupakan mitra ekspor terbesar kedua setelah Singapura. Sementara untuk investasi langsung dari Malaysia merupakan kelima yang terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Awalnya Tempat Pembuangan Sampah, Kini Jadi Lahan Mendulang Rupiah Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .