PERTOLONGAN PERTAMA DIGIGIT ANJING RABIES - Kasus rabies kembali ramai menjadi perbincangan dalam beberapa waktu terakhir. Kementerian Kesehatan pun mencatat hingga April 2023 terdapat 11 kasus kematian yang disebabkan rabies. Meski kasus rabies bisa disebabkan oleh berbagai hewan liar, tetapi 95% kasus rabies didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. "Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Imran Pambudi seperti dikutip dari situs Kemenkes.
Cara mengeliminasi rabies pada manusia adalah dengan memberi vaksinasi pada hewan. Pasalnya, jika hewan pembawa rabies masih berkeliaran dan tidak terlindungi oleh vaksin, maka masih bisa menularkan rabies ke semua orang. Lantas, seperti apa bila seseorang tergigit anjing atau hewan penular rabies? Imran menerangkan, sebagai langkah pertolongan pertama, harus secepatnya mencuci luka gigitan dengan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit, kemudian beri antiseptik dan sejenisnya. Selanjutnya, bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya.
Baca Juga: Kenali 5 Penyebab Biduran di Malam Hari Selain Akibat Suhu Dingin, Yuk! Menurut Imran, sebagian besar kematian akibat rabies disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan karena mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah. Menurutnya, seringnya pasien datang ke faskes saat kondisi sudah parah atau di atas 1 bulan setelah digigit. "Artinya kalau sudah satu bulan otomatis kita tidak tahu lagi hewannya seperti apa, dan rata-rata mereka baru panik pergi ke Faskes setelah tahu anjing yang menggigitnya itu mati. Jadi yang harus dilakukan jika digigit anjing yang pertama adalah harus segera mungkin pergi ke Faskes untuk dilakukan uji luka,” ujar Imran. Adapun, gejala rabies pada manusia di tahap awal gejala yang timbul adalah demam, badan lemas dan lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan sering ditemukan nyeri. Setelah itu dilanjut dengan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas, dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia. Sementara gejala hewan yang terkena rabies dapat dicirikan dengan karakter hewan menjadi ganas dan tidak nurut pada pemiliknya, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan air liur keluar secara berlebihan, kemudian bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan diikuti oleh kematian. Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit namun tiba-tiba mati. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menambahkan begitu seseorang digigit oleh anjing gila, maka harus cepat dilakukan pencucian sekaligus diberikan suatu virus anti rabies. Hal ini benar-benar harus dilakukan. Sebagai informasi hingga April 2023, Kemenkes mencatat sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies. Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Sementara, pulau yang bebas rabies di Indonesia, misalnya di NTT ada pPulau Sumba. Ada juga Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung, Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Kepulauan Sintaro di Sulawesi Selatan, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara.
Dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000. Imran menyebut, rabies menjadi tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata per tahun lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang. Terkait dengan vaksin rabies, di 2023 Kemenkes sudah mengadakan vaksin untuk manusia sebanyak 241.700 vial dan serumnya sebanyak 1.650 vial. Saat ini vaksin dan serum tersebut sudah didistribusikan ke provinsi hampir 227.000 vial vaksin dan lebih dari 1.550 vial serum. Vaksin yang diadakan itu pun merupakan buffer bukan utama. Imran menyebut di daerah-daerah juga ada yang mengadakan vaksin rabies sendiri. Dia pun memasrtikan pemerintah sudah melakukan pengadaan vaksin dan mendistribusikannya ke provinsi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Lidya Yuniartha