KONTAN.CO.ID - SUKOHARJO. Perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL) berhasil mencetak kinerja yang prima di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu akibat perang dagang AS dengan Tiongkok. Pada semester I 2019, penjualan bersih SRIL tercatat meningkat 16,16% menjadi US$ 631,64 juta. Sementara laba bersih emiten yang kerap disebut Sritex ini naik 12,28% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta.
Baca Juga: Devaluasi Yuan Picu Perang Kurs, Siapa yang Untung dan yang Rugi? Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa industri tekstil dan pakaian jadi adalah sektor industri manufaktur yang tumbuh tertinggi pada kuartal II 2019 sebesar 20,71%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri kertas dan makanan minuman. Pertumbuhan industri tekstil didukung oleh peningkatan produksi di beberapa sentra, dan masih kompetitif di kancah internasional. Di sisi lain, kebijakan pemerintah di bidang infrastruktur turut membantu proses distribusi produk SRIL.
Baca Juga: Penjualan Sritex (SRIL) ke Amerika Naik 3,2 Kali Karena Perang Dagang Meski demikian, perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo ini mengaku belum berencana untuk berekspansi dengan menambah pabrik, khususnya untuk kawasan industri baru Jawa Tengah. "Belum ada rencana ekspansi. Karena
headquarter (kantor pusat) kami saat ini masih di Sukoharjo," ujar Presiden Direktur SRIL Iwan Setiawan Lukminto saat konferensi pers HUT ke 53 SRIL di Sukoharjo. Kalaupun berencana melakukan ekspansi, SRIL akan memilih lokasi yang dekat dengan kantor pusat di Sukoharjo. "Kalaupun ekspansi mungkin jaraknya lebih kurang 30 km dari Sukoharjo," imbuh dia.
Baca Juga: Yuan China melemah, Sri Rejeki Isman (SRIL) yakin masih kompetitif Seperti yang diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah membangun empat kawasan industri baru yakni di Kabupaten Brebes, Kabupaten Rembang, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Cilacap. Meski demikian, Iwan mengaku tidak menutup kemungkinan untuk merencanakan pembangunan pabrik baru di khususnya di Kabupaten Rembang. "Kemarin sudah ada sedikit pembicaraan di Rembang, Tetapi saya harus melihat o
pportunity-nya terlebih dulu," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati