KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per Juni 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan 28 emiten baru. Jumlah ini menjadikan bursa Indonesia sebagai bursa dengan aktivitas penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tertinggi di ASEAN. Bahkan, masih ada 19 calon emiten yang masuk dalam pipeline IPO BEI. Kepala Riset FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, tingginya jumlah emiten yang melakukan IPO di bursa Indonesia menunjukkan pasar modal tanah air masih prospektif dan menggiurkan bagi calon emiten untuk menggalang dana. Wisnu mengatakan, hal ini karena biaya untuk menggalang dana lewat IPO lebih murah dibandingkan dengan instrumen lain. “Jadi, cukup wajar bila di pasar modal Indonesia jumlah IPO-nya masih lebih banyak dibandingkan negara tetangga,” ujar Wisnu kepada Kontan.co.id, Minggu (19/7). Terlebih, otoritas bursa telah memberi diskon 50% biaya IPO sebagai bentuk stimulus di tengah pandemi.
Banyak kemudahan, pasar modal Indonesia masih menggiurkan untuk menghimpun dana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per Juni 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan 28 emiten baru. Jumlah ini menjadikan bursa Indonesia sebagai bursa dengan aktivitas penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tertinggi di ASEAN. Bahkan, masih ada 19 calon emiten yang masuk dalam pipeline IPO BEI. Kepala Riset FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, tingginya jumlah emiten yang melakukan IPO di bursa Indonesia menunjukkan pasar modal tanah air masih prospektif dan menggiurkan bagi calon emiten untuk menggalang dana. Wisnu mengatakan, hal ini karena biaya untuk menggalang dana lewat IPO lebih murah dibandingkan dengan instrumen lain. “Jadi, cukup wajar bila di pasar modal Indonesia jumlah IPO-nya masih lebih banyak dibandingkan negara tetangga,” ujar Wisnu kepada Kontan.co.id, Minggu (19/7). Terlebih, otoritas bursa telah memberi diskon 50% biaya IPO sebagai bentuk stimulus di tengah pandemi.