KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Butuh proses yang panjang dan tidak murah, membuat beberapa perusahaan berpikir kembali untuk menerapkan sistem energi baru terbarukan (EBT). Di sisi lain, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku tidak dapat bergerak sendiri untuk mendorong transisi EBT di Tanah Air. Public Affairs, Communications & Sustainability Directors Coca-Cola Amatil Lucia Karina mengungkapkan, untuk menerapkan EBT, perusahaan dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari biaya investasi yang lumayan mahal, hingga banyaknya kendala dalam pemasangan. "Banyak hal yang kami hadapi sejak proses dari 2017 sampai saat ini untuk mengembangkan energi terbarukan dan saya pikir ini jadi satu hal yang membuat banyak pihak ragu-ragu atau berpikir panjang untuk berinvestasi pada energi terbarukan," jelas Karina pada Seminar bertajuk Siapkah Indonesia Tanpa Energi Fosil? pada Selasa (2/3).
Banyak kendala, membuat perusahaan ragu berinvestasi energi baru dan terbarukan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Butuh proses yang panjang dan tidak murah, membuat beberapa perusahaan berpikir kembali untuk menerapkan sistem energi baru terbarukan (EBT). Di sisi lain, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku tidak dapat bergerak sendiri untuk mendorong transisi EBT di Tanah Air. Public Affairs, Communications & Sustainability Directors Coca-Cola Amatil Lucia Karina mengungkapkan, untuk menerapkan EBT, perusahaan dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari biaya investasi yang lumayan mahal, hingga banyaknya kendala dalam pemasangan. "Banyak hal yang kami hadapi sejak proses dari 2017 sampai saat ini untuk mengembangkan energi terbarukan dan saya pikir ini jadi satu hal yang membuat banyak pihak ragu-ragu atau berpikir panjang untuk berinvestasi pada energi terbarukan," jelas Karina pada Seminar bertajuk Siapkah Indonesia Tanpa Energi Fosil? pada Selasa (2/3).