Banyak kendala, proyek listrik 10.000 MW molor



JAKARTA. Masyarakat masih harus bersabar menghadapi listrik byar pet. Pasalnya, program percepatan pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) oleh pemerintah tahap I dan II yang ditargetkan kelar pada 2014 terancam molor.Nasri Sebayang, Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN (Persero) memaparkan, kendala pertama yang membuat proyek ini mundur ialah proses pendanaan dari lokal dan luar negeri yang cukup panjang. Dus, proses ini baru kelar akhir 2009. Kedua, pemindahan lahan menyebabkan pembangunan proyek tertunda. Ketiga, PLN juga harus menghadapi kendala teknis spesifik di setiap lokasi. Contoh kendala yang terakhir ialah PLTU Teluk Naga. "Kendala tersebut menimpa 37 proyek yang terdiri dari 10 proyek di Jawa Bali, 12 proyek di Indonesia Barat, dan 15 proyek di Indonesia Timur," jelas Nasri. Pada proyek 10.000 MW tahap I, kendala ini menyebabkan hanya 930 MW listrik yang beroperasi pada 2010 dari seharusnya 4.135 MW. Lebih rinci, untuk wilayah Indonesia Barat, hanya 7 MW listrik yang beroperasi dari seharusnya 37 MW. Parahnya lagi, listrik di Indonesia Timur tidak bertambah. Padahal, listrik di sana seharusnya bertambah 24 MW.Sedangkan untuk proyek 10.000 MW tahap II, saat ini masih dalam proses pengadaan. Sebanyak 14 proyek di antaranya masih dalam tahap persiapan bid document. Sementara dua proyek yaitu PLTU Parit Baru dan PLTA Asahan 3 sudah masuk proses lelang. "Saat ini perkembangan yang paling maju adalah PLTU Parit Baru yang telah sampai pada tahap finalisasi hasil evaluasi administrasi dan teknis," imbuh Nasri.

Adapun pendanaan beberapa proyek sudah tercatat dalam usulan Blue Book yakni PLTG Kalimantan Timur, PLTP Sembalun (JICA), PLTU Tulehu, dan PLTU Takalar. Kendati demikian, menurut Nasri perlu ada perhatian pada target operasi alias commercial operation date (COD) dengan mempertimbangkan masa konstruksi PLTP 24 bulan.

Nasri khawatir penandatanganan kontrak pendanaan PLTP Hulu Lais pada Februari 2012 tidak dapat mengejar target COD pada Agustus 2013. Begitu pula dengan penandatanganan kontrak PLTP Sungai Penuh pada Januari 2012 dikhawatirkan tak dapat mencapai COD pada Juli 2013. "Dengan mempertimbangkan masa konstruksi PLTU di atas 200 MW selama 40 bulan, target tanda tangan kontrak PLTU Indramayu Baru pada November 2011 dikhawatirkan dapat mengakibatkan target COD pada September 2014 tidak tercapai," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test