Banyak Komponen Impor, Industri Alat Berat Terdampak oleh Pelemahan Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi beberapa waktu terakhir turut mempengaruhi kelangsungan industri alat berat di dalam negeri.

Asal tahu saja, kurs rupiah telah mencapai level Rp 16.412 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (14/6) lalu, berdasarkan situs Bloomberg.

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Kus Anggoro mengatakan, pelemahan rupiah sangat berdampak terhadap struktur biaya produksi alat berat. Apalagi, ketergantungan bahan baku impor di alat berat masih cukup tinggi yakni mencapai 40%.


Baca Juga: Pelemahan Rupiah Mulai Memukul Industri Manufaktur

"Untuk menjaga kestabilan arus kas, beberapa pelaku usaha akan menaikkan harga sekitar 1,5%-3%," ujar dia, Selasa (18/6).

Bagi pelaku usaha alat berat, kurs rupiah yang ideal berada di kisaran Rp 14.800-Rp 15.000 per dolar AS. Para produsen alat berat pun terus mendorong peningkatan kandungan lokal hingga negosiasi transaksi dengan kurs lokal untuk mengantisipasi efek pelemahan rupiah. 

Dalam catatan KONTAN, Hinabi memproyeksikan produksi alat berat nasional pada tahun ini berada di level 8.000 unit.

Hingga kuartal I-2024, produksi alat berat nasional turun 23% year on year (YoY) menjadi 1.668 unit. Hydraulic excavator menjadi alat berat yang paling banyak diproduksi yakni mencapai 1.427 unit. Setelah itu disusul oleh dump truck sebanyak 141 unit dan bulldozer sebanyak 120 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi