KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menanggapi kepadatan arus lalu lintas kendaraan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi di tengah penerapan Terminal Booking System (TBS) di Tanjung Priok. Subagyo, Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok menyampaikan, ada beberapa penyebab kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada hari dan waktu tertentu. Salah satunya adalah kedatangan truk secara bersamaan pada waktu tertentu, di mana distribusi waktu kedatangannya tidak seimbang. Kepadatan juga terjadi akibat pengurusan dokumen kepelabuhan/kepabeanan yang berlangsung pada siang hari, sedangkan pengiriman truk ke pelabuhan cenderung dilakukan pada malam hari.
Penyebab lainnya, truk yang datang belum memiliki order atau belum memiliki kepastian pelayanan di Pelabuhan serta belum punya dokumen lengkap.
Baca Juga: Toyota Klaim Belum Rasakan Dampak Penerapan Sistem Booking di Pelabuhan Tanjung Priok "Alhasil, truk-truk tersebut cenderung parkir di jalanan dekat pelabuhan dan memadati kawasan pelabuhan," kata dia, Selasa (28/3). Tak hanya itu, kepadatan di Tanjung Priok juga disebabkan banyaknya truk yang datang ke pelabuhan namun hanya melakukan satu jenis kegiatan. Padahal, jauh lebih efektif apabila truk tersebut melakukan dua jenis kegiatan. Sebenarnya, TBS akan mengubah rutinitas atau kebiasaan pengambilan/pengiriman barang dari atau ke pelabuhan yang terjadi pada waktu tertentu. Subagyo menyebut, penerapan TBS pada dasarnya ditujukan supaya pendistribusian pergerakan truk di pelabuhan lebih merata, sehingga dapat mengurangi potensi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok. Penerapan TBS juga ditujukan untuk optimalisasi penggunaan sumber daya, fasilitas pelabuhan, dan jalan raya sehingga dapat mengurangi biaya logistik, sekaligus percepatan pelayanan penerimaan dan pengeluaran sehingga dapat meningkatkan kinerja layanan pelabuhan, khususnya kelancaran arus barang di wilayah pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya. Tak hanya itu, TBS juga diterapkan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara terminal, perusahaan truk, dan pemilik barang/perwakilan pemilik barang dalam mendapatkan data tren penerimaan dan pengeluaran barang untuk mendukung program percepatan penataan ekosistem logistik nasional. "Penerapan TBS merupakan salah satu upaya dalam mengatasi ketersendatan yang terjadi. Namun, masih banyak pengguna jasa yang datang belum tepat waktu di masa penerapan TBS," ungkap Subagyo.
Baca Juga: Ratusan Truk dan Kontainer Tersendat di Tanjung Priok, Ini Pemicunya Dia pun bilang, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bersama Jakarta International Container Terminal (JICT) telah menyiapkan
contigency plan jika terjadi kepadatan antrean Pelabuhan Tanjung Priok. Lebih lanjut, bersama dengan
stakeholder terkait di Pelabuhan Tanjung Priok, Kemenhub terus melakukan koordinasi, evaluasi, dan sosialisasi dalam penerapan TBS, serta penanganan kepadatan yang terjadi. "Kami berharap seluruh
stakeholder dapat memberikan masukan serta dukungan terhadap penerapan TBS di Pelabuhan Tanjung Priok," pungkas Subagyo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi